Tiga pencari rumput lain warga Kalitengah Lor, yaitu Mbah Ratno, Bejo, dan Rami, ada di lereng berbeda, dan lebih dulu datang sehingga kemungkinan sudah turun saat Merapi bergolak.
Perjalanan turun Warsini dan adiknya dari puncak bukit bukan hal mudah.
Mereka panik dan ketakutan, harus cepat turun.
Namun, yang ada hanya jalan setapak selebar dua telapak kaki.
Sebelah kanan lereng berujung jurang sangat dalam, hulu Kali Gendol.
Baca: Anggota Intel Tak Tertolong Disabet Pisau Beracun, Pelakunya Sempat Mengaku Mahasiswa
Warsini yang gemetaran jatuh bangun sampai lima kali. Ia juga sempat terguling-guling di turunan curam.
"Saya hanya bisa bertakbir, Allahu Akbar! Allahu Akbar, kata saya, dan kami berusaha secepat mungkin turun. Gumpalan tebal itu seperti mengejar kami," ungkap Warsini diamini adiknya.
Tri Wartini yang lebih muda, jauh lebih gesit ketimbang kakaknya.
Beberapa kali ia jauh meninggalkan kakaknya.
Terpaksa balik lagi naik, dan menolong kakaknya yang ternyata jatuh bangun.
Tanpa menghiraukan semak, rumput berdaun tajam di sepanjang perjalanan turun, kakak adik ini akhirnya sampai di dekat menara air di kawasan Klangon.
Di lokasi itu terparkir dua sepeda motor mereka.
Jarak dari lahan merumput ke parkiran motor sekitar satu kilometer. Dari situ ke rumah mereka juga sekitar satu kilometer.
Tenaga mereka nyaris habis. Ternyata mereka sudah dijemput suami Warsini yang menyusul dari rumah.