TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Terduga teroris yang ditembak mati Densus 88, Budi Prasetyo (49) dikenal sebagai pribadi yang baik.
Ketua RT 018 RW 05 Puri Maharani Supardi menjelaskan, Budi Prasetyo dan istrinya Wiqoyah (48) selama ini dikenal sangat taat dengan agamanya, bahkan cenderung fanatik.
"Istrinya memang sering memakai cadar. Budi dan istrinya memang agak fanatik," katanya.
Meski begitu, dia melihat hubungan dengan tetangganya cukup baik.
Budi sering menyapa tetangga ketika berpapasan.
Dia juga sering berbincang-bincang dengan mereka dan cukup ramah.
Sedangkan istrinya, Wiqoyah, dikenal sebagai pribadi yang baik, meski jarang bercengkarama dengan tetangganya.
"Kalau salat berjamaah memang sering, namun kalau acara yasinan dan tahlinan di lingkungan RT selama ini tak pernah," ujarnya.
Terduga teroris ini sudah tinggal lama di Perumahan Puri Maharani itu.
Budi dan istrinya tinggal di rumah A4/11 itu sejak 2006 lalu.
Sejak tinggal di Puri Maharani hingga saat ini, mereka tak punya keturunan.
Praktis, kehidupan rumah tangga mereka terlihat sepi dan tak semarak.
"Mereka punya kesibukan sendiri-sendiri. Budi punya usaha sabun deterjen di rumahnya. Budi sering memberi gratis sampel sabun deterjen ke tetangganya," katanya.
Sedangkan terkait temuan di rumah Budi, dia tak mengetahui persis.
Namun, dia sempat melihat bahan kimia dan serbuk putih di dalam rumah, sebelum polisi melarang siapapun masuk ke dalam rumah itu.
"Yang saya tahu hanya bahan kimia saja. Kalau bom, saya tak tahu," pungkasnya. (Sudharma Adi)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Terduga Teroris yang Ditembak Mati di Sidoarjo Itu Jarang Bersosialisasi dengan Tetangganya,