Laporan Wartawan TribunJabar Daniel Andreand Damanik
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Minggu (13/5/2018), terjadi ledakan bom yang menimpa tiga bangunan gereja dan mengakibatkan puluhan orang meninggal di Surabaya.
Akibat peristiwa tersebut, pengamanan di seluruh gereja di Indonesia diperketat, sama halnya dengan gereja yang ada di Kota Bandung.
Gereja Protestan di Indonesia Bagian barat (GPIB) Maranatha Bandung, pun ikut meningkatkan keamanan saat ibadah minggu berlangsung.
"Hari Minggu kemarin, ada orang yang dicurigai sejumlah jemaat, dan diduga teroris. Hal tersebut menjadi viral di beberapa grup whatsapp. Kami klarifikasi, bahwa pria tersebut bukan terduga teroris," kata Sekretaris Pengurus Harian Majelis Jemaat GPIB Maranatha Bandung,Ani Mamesah, saat ditemui TribunJabar, Selasa (15/5/2018).
Ani membenarkan, pria yang terakhir diketahui bernama Gian, mengikuti ibadah minggu pukul 17.00 WIB di GPIB Maranatha Bandung, Minggu (13/5/2018).
Gian masuk ke dalam ruangan Gereja, duduk dan mengikuti ibadah.
Ani mengatakan, pria tersebut datang mengenakan pakaian oblong dan hanya diam tanpa ikut bernyanyi.
Terakhir diketahui bahwa pria tersebut penyandang tuna rungu.
Sejumlah jemaat pada saat itu curiga dan khawatir atas kehadiran pria itu.
Jemaat yang awalnya duduk disebelahnya, terpaksa pindah ke kursi lain dan melaporkan kepada Pendeta karena ada orang mencurigakan.
Ani menambahkan, dari kerisauan jemaat tersebut, ada jemaat memfoto pria itu dan foto tersebut tersebar luas di media sosial dikengkapi keterangan foto yang mengarah pada kekhawatiran jemaat dan menduga pria tersebut bagian anggotoa teroris.
Hingga Senin (14/5/2018), info tersebut terus tersebar luas, hingga orangtua pria tersebut yang berada di Lampung membaca info tersebut hingga langsung menghungi pihak GPIB Lampung.
"Orangtuanya langsung menghubungi GPIB Lampung dan pihak GPIB Lampung menghubungi kami untuk menjelaskan bahwa pria tersebut merupakan jemaat GPIB Lampung yang sedang berkuliah di Kota Bandung dan bergereja untuk pertama kalinya di GPIB Maranatha Bandung," kata Ani.
Mengetahui hal tersebut, pihak GPIB Maranatha Bandung langsung melakukan klarifikasi serta pihak kampus pria tersebut juga membenarkan, bahwa pria tersebut kuliah di Universitas Widyatama angkatan 2015 jurusan desain grafis.
Ani mengatakan, ke depannya, jika ada orang baru dan mencurigakan, sebaiknya dibawa ke pihak keamanan bukan difoto dan di viralkan sebelum mengetahui kepastian status dari orang tersebut.
Dari pihak Kepolisian, Gereja, Kampus, dan pihak yang menyebar info tersebut sudah berkumpul untuk menyelesaikan masalah tersebut yang berawal dari kesalahpahaman.
Mewakili pihak GPIB Maranatha Bandung, Ani meminta, jika ada yang menerima foto dan keterangan tersebut, agar dihapus, karena secara keseluruhan hal tersebut hanya kesalahpahaman yang diakibatkan situasi pada hari Minggu (13/5/2018), beberapa Gereja di ledakkan di Surabaya.
"Tidak ada niat jemaat untuk mempermalukan. Hanya saja, pada saat itu, jemaat waspada dan dalam kondisi khawatir. Intinya, masalah ini sudah selesai, keluarga pria itu juga turut hadir tadi," katanya