Senin (21/5/2018) Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi membuka kegiatan 'Gerakan Santri Menulis' di Universitas Negeri Semarang. Diikuti oleh 150 santri dari 15 Pesantren yang ada di Jawa Tengah, kegiatan tersebut diselenggarakan mulai pukul 8.00 pagi, dan baru selesai pada
pukul 18.00 diakhiri dengan kegiatan berbuka puasa bersama.
Dalam kegiatan selama satu hari tersebut, berbagai pembekalan diberikan kepada para santri, mulai dari pemberikan materi terkait teknik
jurnalistik, hingga praktik menulis artikel.
Melalui kegiatan "Gerakan Santri Menulis" ini diharapkan para santri dapat memiliki bekal yang cukup jika ingin mengembangkan bakat dalam dunia jurnalistik.
Di sisi lain Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menegaskan jika kegiatan Gerakan Santri Menulis tersebut juga sekaligus sebagai upaya
untuk mencegah penyebaran Hoax di Indonesia yang lebih masif lagi.
"Kalau dari data Kemenkominfo disebutkan bahwa per tahun kurang lebih ada 800 ribu berita Hoax yang terpublikasi dan menyebar ke masyarakat, ini tentu saja menjadi sebuah hal buruk yang harus disikapi bersama-sama", tutur Wali Kota Semarang yang juga akrab disapa Hendi tersebut.
"Maka melalui Gerakan Santri Menulis ini, para santri dibekali pengetahuan jurnalistik untuk bisa mengontol bersama berita-berita yang menyebar di masyarakat, apakah itu Hoax atau tidak", jelasnya.
Selain di Kota Semarang sendiri, Gerakan Santri Menulis ini juga akan diselenggarakan di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Tengah. Direncanakan setelah dibuka di Kota Semarang, total ada 14 Kota/Kabupaten lainnya di Jawa Tengah yang akan menjadi tempat
penyelenggaraan kegiatan pelatihan jurnalistik bagi para Santri itu.
Secara khusus, tempat penyelenggaraan kegiatan dalam setiap kota/kabupaten akan dipusatkan di Perguruan Tinggi dan Pondok Pesantrean yang ada di masing-masing wilayah.
Hendi menuturkan melalui Gerakan Santri Menulis, para santri juga didorong untuk mampu aktif menulis artikel-artikel yang mampu memiliki dampak positif di masyarakat.
"Hari ini juga bertepatan dengan 20 tahun peringatan reformasi, dimana pasca reformasi kita memasuki era kebebasan berpendapat yang harus dapat aktif dimanfaatkan secara positif", tutur pria yang juga politisi PDI Perjuangan itu.
"Apalagi saat ini setiap orang dapat mempublikasikan karya jurnalistik sendiri secara online dengan perkembangan teknologi informasi seperti sekarang, yang harus dipastikan adalah bagaimana keuntungan ini dipergunakan dalam koridor yang benar", tegasnya.(*)