TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Nisa Venesa (16) siswi SMK Bakti Persada melapor ke Polresta Palembang karena menjadi korban gendam yang dilakukan kawanan pelaku kejahatan gendam menggunakan Alquran Stambul, Rabu (23/5/2018).
Tidak hanya Nisa, empat temannya juga menjadi korban kejahatan dan menderita kerugian belasan juta rupiah.
Mereka tersadar dari gendam saat mendengar suara azan yang berkumandang.
Kepada petugas polisi, Nisa menuturkan kejadian bermula usai mereka mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan tidak langsung pulang melainkan jalan-jalan ke Danau OPI Jakabaring.
Sedang asyik bersantai, tiba-tiba mereka didatangi seorang laki-laki berumur sekitar 30 tahunan, bertanya apakah di daerah tersebut ada pesantren dan dijawab salah seorang siswi tidak ada.
Baca: Tiga Kelurahan di Pesisir Kota Tegal Terdampak Banjir Rob
Belum selesai berbicara, datang lagi seorang laki-laki berbadan tegap dan mengaku sebagai anggota polisi ikut nimbrung bertanya apa tujuan laki-laki yang pertama tersebut mencari pesantren.
"Sepertinya mereka terlihat sudah begitu akrab hingga akhirnya pria yang duluan datang tadi mengeluarkan sebuah benda dari dalam kantong celana dan berbicara pelan kepada pria yang satunya," ungkap Nisa diiyakan keempat rekannya yang lain.
Lalu, si pria tersebut mengaku dirinya datang dari Yogyakarta tujuan ke Padang tetapi di Palembang kakeknya sakit.
Dan kini tengah dirawat di RSUD Bari dan meminta kepada pria yang mengaku-ngaku polisi itu meminjaminya uang, untuk biaya pengobatan kakeknya.
Entah bagaimana, akhirnya si pria yang pertama menyebut barang yang ada di tangannya ini jika dijual bisa laku sekitar Rp100 juta.
Baca: Suara Gemuruh Terdengar di Semua Pos Pengamatan saat Merapi Meletus Lagi Dini Hari Tadi
Namun dia cuma butuh Rp 35 juta saja buat biaya perawatan kakeknya.
Si pria yang mengaku polisi itu pun menyanggupi, buat membayar barang tersebut tapi ditolak dengan dalih sudah lebih dulu bertemu kelima siswi yang dijanjikan bakal menerina uang Rp 15 juta.
"Entah bagaimana kami menyerahkan motor, HP dan perhiasan emas. Dua orang kawan kami Dwi dan Meli ikut mereka buat mengambil uang di RSUD Bari," kata dia.
"Tapi justru mereka meninggalkan kedua teman kami di sana dan kami tersadar telah ditipu saat mendengarkan suara azan," ungkap Nisa dengan nada bicara tersekat menahan tangis dihadapan petugas, Rabu (23/5/2018).
Dikonfirmasi terkait pengaduan para korban ini, Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara melalui Kasubag Humas AKP Andi Haryadi membenarkan telah menerima laporannya.
"Laporan korban sudah diterima dan telah ditindaklanjuti petugas piket unit pidum Satreskrim Polresta Palembang," ungkap Andi.
Kelima siswi ini masing-masing Nisa Venesa (16) yang kehilangan satu suku perhiasan kalung emas dan cincin emas satu gram dan satu unit HP Oppo, Meliana (16) kehilangan HP Vivo dan satu unit sepeda motor Honda Beat.
Nyayu Melani (16) satu unit HP Advance S5, Dwi Iswahyudi (15) kehilangan satu unit sepeda motor Yamaha Mio Sporty, HP Xiomi 4A dan Wiwin Oktaviani (16) kehilangan HP Samsung J7. (arf)