News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anggota DPRD Kalbar Akui Terjaring Razia di Kamar Hotel Tapi Dia Tidak Ngamar, Berikut Penjelasannya

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi selingkuh

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Anggota DPRD Kalbar, KS menyebut dirinya sebagai korban politik dari lawan-lawannya yang mempolitisasi berita tidak benar tentang dirinya.

Hal ini karena dia diberitakan 'ngamar' ataupun 'terciduk' dengan seorang wanita yang belakangan diketahui merupakan staf resmi yang dibawanya untuk melakukan kegiatan kepartaian dan reses di Kabupaten Sekadau.

Menurutnya, pemberitaan yang tendensius kepada dirinya tidaklah sepenuhnya benar.

Terlebih para pihak media terlebih dahulu tidak ada mengkonfirmasi kepadanya dan memberitakan secara sepihak.

KS mengatakan, dia memang benar terjaring razia pekat. Namun tidak benar jika dia 'ngamar' maupun 'terciduk' berduaan dengan wanita.

Dijelaskannya, hal yang sebenarnya terjadi adalah ketika dia baru pulang dari melakukan kegiatan kampanye satu di antara pasangan calon yang diusung partainya.

Baca: Anggota DPRD Kalbar Terciduk Ngamar Bersama Wanita Lain, HY: Suami Saya Menjadi Korban Politik

Karena keesokan akan melaksanakan reses, KS yang membawa tiga stafnya pun memutuskan untuk beristirahat dan mandi di sebuah hotel di Sekadau.

Sedangkan jajaran kepengurusan partai lainnya yang sebelumnya ikut kampanye memutuskan pulang ke Pontianak dan menghadiri kegiatan Gawai Dayak.

Saat di hotel tersebut, KS menuturkan dia yang bersama dengan ketiga stafnya yang satu di antaranya adalah wanita, mengambil dua kamar untuk beristirahat.

KS bersama dua staf laki-lakinya yang satu di antaranya adalah keponakannya sekamar.

Baca: Lima Siswi Korban Gendam Tersadar Setelah Dengar Kumandang Azan

Sedangkan staf wanita dalam kamar lainnya yang kebetulan bersebelahan.

Saat KS hendak mandi, ternyata satu di antara staf laki-laki menggunakan kamar mandi maupun toilet karena sedang sakit dan saat buang air besar mengeluarkan darah.

Lantas karena toilet di kamarnya digunakan, KS pun menuturkan ia hendak menumpang di kamar staf wanita yang berada di sebelah kamarnya.

"Baru saja saya masuk ke kamar untuk numpang mandi, ternyata yang bersangkutan juga akan mandi. Lalu saya tutup pintu dan letakkan tas, tak sampai hitungan menit ada polisi menggedor pintu," cerita KS.

KS yang tak curiga dan merasa tak melakukan apa-apa pun langsung membuka pintu, dan mendapati sejumlah anggota polisi yang bertanya kepada dirinya dengan siapa di kamar.

Masih menggunakan baju kepartaian lengkap usai melakukan kampanye, KS pun menjawab dengan jujur pertanyaan dari anggota kepolisian yang menggelar operasi pekat.

Baca: Suara Gemuruh Terdengar di Semua Pos Pengamatan saat Merapi Meletus Lagi Dini Hari Tadi

"Datang polisi, mereka bilang operasi pekat, saya mendukung saya bilang silakan saja. Lalu mereka bertanya dengan siapa di kamar ya saya jawab dengan staf saya dan saya mau numpang mandi. Lalu saat ditanya laki-laki atau wanita, dan saya jawab wanita, polisi menjadi curiga dan mengajak untuk ke Polres," terangnya.

Saat di Polres ia mengaku diminta keterangan, dari kegiatan apa, tujuannya kemana, bersama siapa saja yang ikut, serta kegiatannya berapa hari.

"Setelah diminta keterangan saya diminta teken pernyataan yang sudah disiapkan. Karena saya baca pernyataannya baik, seperti tidak mengulangi perbuatan itu lagi, maka saya teken," jelasnya.

"Saya terkejut, begitu besoknya heboh sepulang saya dari kegiatan reses, banyak bertanya pada saya dan beritanya sudah terbit di salah satu media. Saya menunggu wartawan rupanya tidak ada yang mengkonfirmasi kepada saya," katanya.

Baca: Para Pengungsi di Desa Tlogolele Tetap Beraktivitas Seperti Biasa Pasca Merapi Meletus Lagi

Tak hanya disitu, KS yang merupakan mantan jurnalis ini pun langsung menelepon istrinya untuk klarifikasi terkait berita tidak benar tentang dirinya dan mengantar staf wanita yang disebut 'ngamar' dengannya.

"Saya merasa menjadi korban politik, saya merasa dijebak, saya kasihan dengan staf saya, wajahnya pucat. Dan mungkin hubungan dengan suaminya akan jadi tidak baik karena berita yang tidak benar," terangnya.

Walau begitu, KS menuturkan telah mengklarifikasi semua hal tidak benar terhadapnya pada pimpinan partai.

KS pun memohon maaf kepada masyarakat atas berita tidak benar tentang dirinya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini