Anggota Komisi XI DPR RI Fathan berharap masyarakat Jawa Timur bisa menghadapi Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah dengan nyaman, tanpa inflasi yang tinggi. Ini bisa diwujudkan dengan tetap menjaga kendali inflasi, serta harga kebutuhan bahan pokok yang tidak membebani masyarakat. Menurut laporan saat ini capaian inflasi di Jatim cukup bagus, dengan capaian inflasi pada Maret 2018 sebesar 3,05 persen (year of year).
“Kita mendengar kondisi inflasi di Jawa Timur sangat bagus sekali, malah di bawah nasional. Tujuan kita, masyarakat tidak terbebani dengan harga-harga yang tinggi, sehingga bisa berlebaran dengan nyaman dan tidak terkena inflasi yang tinggi,” papar Fathan usai pertemuan dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur, Perwakilan Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, dan Bulog Jatim, di Gedung BI Jawa Timur, Rabu (30/5/2018).
Bila dibandingkan dengan capaian inflasi Nasional, inflasi Jawa Timur selama kurun waktu tiga tahun terakhir menunjukkan perkembangan positif. Pada tahun 2015, capaian inflasi Jawa Timur sebesar 3,08 persen (yoy) lebih rendah dari capaian nasioan sebesar 3,35 persen (yoy).
Perkembangan pada tahun 2016 menunjukkan bahwa inflasi Jawa Timur sebesar 2,74 persen (yoy) masih lebih rendah dari capaian inflasi nasional 3,02 persen (yoy). Namun pada tahun 2017 inflasi Jawa Timur mencapai 4,04 persen (yoy) melebihi capaian inflasi nasional sebesar 3,61 persen (yoy), namun masih berada pada rentang target inflasi 4 persen ± 1 persen.
Menjelang perayaan Hari Raya ldul Fitri, komoditas yang dinilai menyumbang andil inflasi cukup besar adalah daging dan telur ayam ras. Kenaikan harga kedua komoditas tersebut, disebabkan oleh kenaikan aktivitas produksi makanan dan minuman.
“Pemaparan Kepala BPS dan juga Biro Perekonomian ada beberapa harga pangan yang naik, tapi ada juga yang turun tapi tidak signifikan, artinya target dan langkah-langkah Pemprov Jawa Timur dan stakeholder BI, OJK, dan lain-lain cukup bagus mengatasi inflasi,” ungkap Fathan.
Politisi Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga menambahkan, di Jatim tidak ada indikasi penimbunan kebutuhan bahan pokok, setelah rutin dilakukan sidak bersama Bareskrim Polri dan Satgas Pangan. “Alhamdulillah stok juga tercukupi tidak ada indikasi penimbunan barang baik beras dan sebagainya, tentunya ini langkah yang sangat bagus sekali,” ujar Fathan.
Politisi dapil Jawa Tengah itu mengungkapkan, Jatim sebagai barometer nasional ketiga setelah DKI Jakarta dan Jawa Barat, bisa memberikan contoh yang bagus bagaimana koordinasi seluruh stakeholder dengan melibatkan ulama dalam menyiarkan, bahwa pada Ramadhan tidak boleh konsumtif yang berlebihan apa lagi berfoya-foya. Tentunya partisipasi masyarakat penting dalam pengendalian stabilitas ekonomi daerah. (*)