TRIBUNNEWS.COM - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah mengakui kinerja impresif Gubernur Ganjar Pranowo pada periode pertama dalam dunia pendidikan sehingga mereka pun siap diajak bicara lagi ke depan nantinya.
Hal itu dikemukakan Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah Widadi saat berdialog dengan Ganjar Pranowo di Semarang.
Dialog yang berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan itu juga dihadiri Ketua Dewan Kehormatan Guru Indonesia PGRI Sudharto dan Rektor Universitas PGRI Semarang Muhdi, serta puluhan pengurus dan anggota PGRI Jateng.
Rektor UPGRIS Muhdi juga mengapresiasi inisiatif Ganjar dalam memperjuangkan nasib guru-guru tidak tetap hingga ke Presiden Joko Widodo.
"Bahkan berkat perjuangan Ganjar Pranowo bersama PGRI, pemerintah pusat menyatakan akan merekrut 100 ribu guru," ucap Muhdi , Selasa (5/6/2018).
Dia bahkan mendoakan Ganjar Pranowo kembali terpilih sebagai Gubernur Jateng periode 2018-2023 sehingga bisa bekerja sama lebih baik lagi dengan PGRI.
"Kami siap membantu Pak Ganjar dalam berkontribusi memikirkan pendidikan di Jateng," kata Muhdi.
Peserta dialog mengusulkan agar pejabat di jajaran Dinas Pendidikan ditempati orang-orang yang berkompeten dan ada bantuan alat kesenian berupa gamelan di sekolah-sekolah.
Sementara itu, Calon Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyebutkan, solusi pendidikan Indonesia bukan dengan meniru sistem pendidikan dari negara Finlandia, melainkan harus dikembalikan pada substansi mendidik, yakni menempa moral serta etika manusia.
"Saya pernah ke Finlandia, ke LAN-nya (Lembaga Administrasi Negara), pejabat tingginya orang partai, saya tanya bagaimana Anda memisahkan kepentingan politik dan profesionalisme birokrasi, jawabannya etika," kata Ganjar.
Dia juga bercerita bagaimana menerbitkan Peraturan Gubernur tentang pembatasan emisi kendaraan di lingkungan Pemprov Jateng pada setiap Jumat, di mana seluruh pegawai termasuk gubernur dilarang membawa kendaraan pribadi, tapi boleh naik sepeda, kendaraan umum, atau jalan kaki.
"Regulasi itu saya cabut lagi karena semua curang, bawa mobil diparkir di Taman KB dan ironisnya yang pertama kali melanggar itu petugas Satpol Pamong Praja yang seharusnya menegakkan pergub. Jadi, ini soal moral dan etika, sistem dan regulasi nanti dulu deh," tutur Ganjar.
Ganjar juga mengaku sedih ketika mendapati kenyataan masih banyak guru yang menyuap agar bisa naik pangkat menjadi kepala sekolah.
Pria berambut putih itu juga prihatin ada orang yang mau mendirikan sebuah sekolah, tetapi mencoba kolusi.
"Orang itu menyatakan akan mendukung Ganjar pada Pilgub Jateng jika izin pendirian sekolah diterbitkan, lalu saya bilang silakan mendaftar nanti diverifikasi, eh dijawab wong mau didukung kok enggak mau bantu, terus saya balas lagi kalau mendukung silakan, kalau pakai syarat tidak usah," tegas Ganjar.