TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Senin (10/6/2018) pukul 22.14 Wita berdasarkan rilis dari twitter Magma Indonesia (@id_magma) Gunung Agung kembali mengalami erupsi.
Namun tinggi kolom abu tidak teramati karena kabut.
Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi ± 1 menit 58 detik.
Baca: Percakapan Rika dengan Hendri Sebelum Gadis Cantik Itu Dibunuh dan Dimasukkan ke Kardus
Namun dari sinyal seismik yang terekam, kemungkinan erupsi ini berskala rendah.
Angin mengarah ke Barat. Sehingga jika terjadi hujan abu kemungkinan melanda sektor sebelah Barat Gunung Agung.
VONA color code orange.
Saat ini G. Agung berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi:
(1) Masyarakat di sekitar G. Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak G. Agung.
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan G. Agung yang paling aktual/terbaru.
(2) Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. (Putu Supartika)