Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Senior LIPI Syamsuddin Haris menjelaskan alasan mengapa dirinya menilai pasangan Cagub dan Cawagub Ganjar Pranowo-Taj Yasin unggul dibanding Sudirman Said dan Ida Fauziyah.
Menurutnya, kinerja Ganjar dalam membenahi provinsi Jawa Tengah sudah tidak perlu dipertanyakan karena merupakan seorang incumbent atau petahana.
Baca: Ingrid Kansil dan Syarief Hasan Salurkan Hak Suara di TPS 05 Perumahan Bukit Sentul
Selain itu jabatan Ganjar saat ini sebagai Gubernur Jawa Tengah membuatnya memiliki jaringan di wilayah itu.
"Saya kira Ganjar keuntungannya tentu saja petahana ya, incumbent, sehingga sudah memiliki jaringan," ujar Syamsuddin, dalam program yang diadakan Kompas TV, Rabu (27/6/2018).
Ia menilai kemunculan sosok penantang, seperti Sudirman Said dan Ida Fauziyah dianggap 'agak telat'.
"Kemudian juga Sudirman-Ida ini agak telat munculnya sebagai paslon," jelas Syamsuddin.
Hal itu, kata Syamsuddin, jika dibandingkan dengan wilayah lainnya yang juga mengikuti kontestasi Pilkada Serentak 2018, nama Sudirman dan Ida muncul belakangan.
Saat wilayah lain sudah memunculkan sejumlah nama yang digadang-gadang akan ikut berkontestasi, Jawa Tengah masih fokus pada nama sang petahana.
"Ketika di wilayah lain itu sudah ada paslon masing-masing, di Jateng itu penantang ganjar itu kan belum kelihatan," papar Syamsuddin.
Hingga akhirnya Ketua Umum Partai Gerindra memunculkan nama mantan Menteri ESDM Sudirman Said yang akhirnya dipasangkan dengan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Ida Fauziyah.
Namun karena pasangan itu muncul menjelang akhir, maka sosialisasi dengan rakyat Jawa Tengah dianggap relatif singkat.
Baca: Penyelenggara Pemilu Luar Negeri Sambangi TPS Tempat Rahmad Effendi Nyoblos
"Tiba-tiba pak Prabowo mengajukan Sudirman sebagai kandidat, kemudian didampingi oleh Ida Fauziyah dari PKB, sehingga waktu untuk sosialisasi juga cukup pendek sebetulnya," kata Syamsuddin.
Hingga saat ini 171 daerah tengah menggelar Pilkada serentak.
>