"Ibu Rabiatul Adawiyah, warga Jati Asih Bekasi, saya menghaturkan terima kasih karena hati nurani dan jari ibu sudah memilih saya kemarin.
Tanpa diduga Konsekuensinya ternyata ibu diberhentikan oleh sekolah tempat ibu mengajar hanya dengan via WA, hanya karena beda coblosan dengan arahan sekolah.
Sabaaar ya bu. Di Setiap cobaan hidup, selalu hadir juga pertolongan Allah. Di setiap kesulitan selalu ada kemudahan. Ibu juga orang baik karena sudah memaafkan mereka yang melanggar hak asasi ibu . Ahlak Ibu lah yang akan selalu kami jadikan contoh dan teladan.
Insya Allah nanti saya sepenuh hati bantu untuk mencarikan ibu pekerjaan di tempat yang ibu nyaman lahir batin. Hatur nuhun pisan untuk pengorbanannya.
Cerita Ibu ini tidak akan pernah saya lupakan. Dan menjadi penyemangat agar saya selalu amanah dan menjaga kepercayaan mereka yang berkorban untuk keyakinannya menitipkan mimpinya kepada saya.
Hatur Nuhun," tulis Kang Emil, Jumat (29/6/2018) sore.
Pihak Sekolah Meminta Maaf dan Sudah Berdamai
Dilansir TribunJabar.id dari kompas.com, pimpinan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Maza belum bisa dimintai keterangan.
Namun, Tri, seorang guru di sekolah tersebut menjelaskan bahwa pihak sekolah tak berniat melakukan pemecatan.
Terkait percakapan WhatsApp, kata Tri, hanya salah ucap karena pihak sekolah merasa lelah seusai menggelar acara.
"Mungkin semuanya jadi dalam kondisi lelah ada salah ucap, ada salah kata, itu wajar saja, semua orang bisa dalam posisi seperti itu dan itu enggak ada rencana atau kata terucap sebuah keputusan yang sepihak, enggak ada sebenarnya," ujar Tri.
Ia juga menyampaikan, pihak sekolah telah menyelesaikan masalah ini dengan Robia.
"Tadi langsung ke rumahnya Ibu Robia, kebetulan pimpinan kami dengan yayasan ke rumah beliau menjelaskan yang sebenarnya. Kalau memang menganggap kami salah, kami minta maaf," ujar Tri.
Sementara itu, Robiatul mengaku telah berdamai dan memaafkan pihak sekolah.