TRIBUNNEWS.COM - Kapal klotok pengangkut pakaian bekas, karam di Pulau Sangalaki, Berau, sejak beberapa hari silam. Tidak ada korban jiwa.
Menurut Rico, warga Pulau Maratua, kapal tersebut kandas karena menabrak terumbu karang.
Muatan pakaian bekas yang dibungkus karung tenggelam dan berhamburan memenuhi terumbu karang, tak jauh dari lokasi kejadian.
Sejumlah warga yang tinggal di Pulau Derawan dan Maratua, sibuk membersihkan terumbu karang dari pakaian bekas yang tersebar di sekitar pantai Pulau Sangalaki.
Ada pula warga yang mengambilnya untuk kebutuhan pribadi. Informasi tersebut dibenarkan Fahruddin, nelayan penangkap lobster di perairan Kepulauan Derawan.
"Memang warga di sana tidak memberitahu, kalau diberitahu, makin banyak orang yang datang ke sana untuk mengambil pakaian bekas. Warga di sana berebutan mengambil pakaian bekas," ujarnya.
Meski begitu, hingga saat ini masih banyak pakaian bekas yang tersebar di terumbu karang.
Sejumlah anggota komunitas menyelam, Jumat (29/6/218), menuju Pulau Sangalaki untuk melakukan pembersihan.
Yunda Zuliarsih, Kepala Bidang Budidaya Perikanan, Dinas Perikanan Kabupaten Berau mengatakan, masyarakat sekitar sudah lebih dulu memunguti pakaian-pakaian bekas tersebut.
Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo juga mengatakan, pemilik kapal hari Jumat ini juga mengutus dua orang membantu warga menyingkirkan pakaian bekas yang tersebar di lautan.
"Kami lebih fokus menyelamatkan terumbu karang saja," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, kapal klotok atau kapal motor tradisional yang sedang mengangkut pakaian bekas atau bisa disebut rombengan, dilaporkan tenggelam di perairan Pulau Sangalaki, Berau.
Pakaian-pakaian bekas tersebut dikhawatirkan merusak pemandangan dan menyebabkan kerusakan terumbu karang.
Keberadaan pakaian dengan warna-warna mencolok tersebut juga dikhawatirkan membuat pari manta, yang selama ini menjadi daya tarik wisatawan, enggan mendekat.(*)
Berita ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul "Ribuan Pakaian Bekas Penuhi Terumbu Karang, Warga Berebut Memungutnya"