Laporan Wartawan Tribun Jateng, Akbar Hari Mukti
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Solo melakukan survey lapangan, terkait dengan penyalahgunaan penggunaan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dalam penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2018-2019.
Dari survey tersebut, ditemukan tiga SKTM yang tak sesuai kondisi aslinya.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Solo, Agung Wijayanto menjelaskan bila ada tiga calon siswa berasal dari dua SMA.
"Dua orang mendaftar di SMAN 2 Solo. Satu orang mendaftar di SMAN 8 Solo," ungkap dia, Rabu (11/7/2018).
Terpisah, Ketua PPDB SMAN 2 Solo, Dwi Arti Maryuani mengatakan, pihaknya telah memverifikasi delapan SKTM sejak Senin lalu. Dari delapan SKTM ini, enam SKTM sesuai kenyataan, dua lainnya tak sesuai.
"Ada satu SKTM tapi tidak masuk SK Gakin Wali Kota Solo. Warga Pasar Kliwon tapi setelah dicek sudah pindah ke Bekonang, Sukoharjo," ungkapnya.
Sedangkan satu lagi berasal dari keluarga mampu. Bahkan menurut Dwi Arti, orangtuanya adalah PNS dan punya rumah yang besar.
"Dia daftar pakai KIP, tapi tidak ada kartunya. Kita harus cek lapangan," ujarnya.
Menurut Dwi Arti, atas temuan itu maka dua pendaftar tersebut harus dicoret dari daftar seleksi PPDB.(*)