Sejauh yang ia tahu, Agus sudah tiga kali ini menjadi korban longsoran sampah.
"Perisitiwa ini ketiga kalinya untuk Agus," paparnya.
Agus dan suami Rupiatih sering bekerja bersama mencari tumpukan sampah plastik untuk didaur ulang.
Setiap kali mencari sampah plastik, lokasinya selalu berubah karena pembuangan sampah juga berubah-ubah tempatnya.
Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri menjelaskan, pencarian dilakukan secara manual karena tanah tumpukan sampah labil.
Hal itu tidak memungkinkan alat berat masuk untuk membongkar sampah.
Terjalnya lokasi dikatakan Asfuri menyulitkan petugas dalam pencarian.
Menurut Asfuri, di lereng ada tumpukan sampah yang memiliki ketinggian lima sampai tujuh meter.
"Ini harus menimbun tanah di lokasi agar tanah tidak labil. Sampah yang tinggi rencananya ditarik ke dalam sehingga tim yang mencari korban tidak terkena longsoran juga. Pencarian secara manual. Kami akan lakukan pencarian terus," katanya, Kamis (12/7/2018).
Meskipun dilakukan secara manual, namun potensi longsoran sampah terus terjadi.
Longsoran sampah sempat terjadi sehingga membuat Tim SAR balik kanan saat berupaya mencari keberadaan Agus.
Sejauh ini, petugas baru menemukan keranjang yang sering dipakai Agus.
Asfuri memprediksi, keberadaan Agus berjarak lima sampai 10 meter dari ditemukannya tas keranjang.
Selama proses pencarian korban, Asfuri sudah memerintahkan anggota agar menutup TPA.