TRIBUNNEWS.COM, PEMALANG - Laga final Liga 3 Zona Jateng antara PSIP Pemalang melawan Persibara Banjarnegara berlangsung di Stadion Mochtar Pemalang, Minggu (22/7).
Laga dimenangkan PSIP melalui drama adu pinalti dengan skor 5-4. Namun, kemenangan Laskar Benowo, julukan PSIP, ternoda dengan aksi oknum supporter di luar stadion.
Oknum suporter tuan rumah melakukan pelemparan batu ke arah bus pengangkut suporter Persibara di satu ruas jalan di Kelurahan Paduraksa, Pemalang.
Akibatnya, beberapa suporter Persibara mengalami luka- luka. Kaca bus pun pecah.
Video pelemparan ke arah bus suporter itu pun diunggah pengguna Facebook.
Atas kasus itu, Bupati Pemalang, Junaedi, mengaku menyesalkan terjadinya kericuhan.
"Kami atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang dan masyarakat Pemalang sangat menyesal dan mohon maaf yang sedalam- dalamnya kepada masyarakat Banjarnegara atas kejadian kerusuhan itu," kata Junaedi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/7).
Kericuhan itu, diduga terjadi akibat ulah oknum suporter kedua kesebelasan yang saling ejek sejak pada babak tambahan waktu.
Saling ejek ini berlangsung hingga di luar lapangan, dan berubah menjadi aksi lempar batu dan benda lainnya kearah kendaraan pengangkut suporter.
"Kami juga telah berkomunikasi secara langsung dengan Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono, atas kerusuhan tersebut," imbuh bupati.
Sedangkan untuk pertanggung jawaban perbuatan para oknum suporter yang melakukan kericuhan tersebut, pihaknya telah meminta Polres Pemalang untuk menangani kericuhan ini.
Sementara, Kapolres Pemalang, AKBP Agus Setyawan, menuturkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Polres Banjarnegara terkait antisipasi bentrokan yang dimungkinkan bisa melebar hingga kericuhan warga di dua kabupaten itu.
"Agar masalah ini cepat selesai, kami akan mengusut hingga tuntas," ucapnya. (*)