News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gerhana Bulan

Komunitas Astronomi Jatim Akan Ramai-ramai Amati Gerhana Bulan Total di LAPAN Pasuruan

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SUPER BLUE BLOOD MOON - Gerhana Bulan Super Blue Blood Moon saat Pukul 22.04 WITA tampak dilihat dari langit kawasan perumahan Vorvo Samarinda Ulu,Kalimantan Timur, Rabu (31/1/2018).

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Fenomena alam gerhana bulan total yang akan terjadi Sabtu (28/7) besok akan menjadi momen spesial bagi Astronomy Physics Club (APC) dari Universitas BrawIjAya (UB) dan Komunitas Pengamat Langit (Kapela) dari Universitas Negeri Malang (UM)

Dua komunitas ini akan mengirimkan delegasinya untuk mengamati fenomena Gerhana Bulan Total yang terlama sepanjang abad.

Mereka akan bergabung dengan seluruh komunitas astronomi dari Jawa Timur di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Pasuruan, Jumat (27/7) hingga Sabtu (28/7).

Ketua APC UB, Satrio Wiradinata Riady, menjelaskan komunitasnya akan mengirimkan sembilan anggota untuk mengikuti acara Lunar Eclipse Camp (LEC) yang digelar Forum Komunitas Astronomi Amatir Lintas (Fokalis) bekerja sama dengan LAPAN Jatim, Jumat (27/7).

“Dari pihak penyelenggara, setiap komunitas diharapkan mengirim maksimal 10 angotanya. Kami mengirim 9 anggota yang aktif. Kalau biasanya kami berkumpul dengan komunitas astronomi di Malang saja, nantinya kami bisa berkumpul dan sharing dari komunitas astronomi se-Jawa Timur,” jelas Rio, sapaan akrab Ketua APC UB.

Selain sharing dengan sesama komunitas astronomi se-Jawa Timur, nantinya para komunitas yang mengadiri LEC akan mempelajari cara mengamati Gerhana Bulan Total dan cara mengambil gambar benda langit atau biasa yang biasa disebut Astrofotografi.

Workshop Astrofotrafi akan dilaksanakan tepat pukul 00.00 sambil menunggu Gerhana Bulan Total yang diperkirakan akan terjadi pukul 03.22 dini hari.

Anggota APC UB, Moch Rizky Wijaya, mengatakan, LEC akan menjadi pengalaman pertamanya bersama komunitas astronomi se-Jawa Timur. Persiapan yang harus ia lakukan, yakni tentu saja memperdalam wawasan tentang Gerhana Bulan Total.

“Selain itu kami juga harus mempersiapkan transportasi dan juga kelengkapan lainnya. Dari pihak penyelenggara menyarankan agar setiap komunitas membawa Teleskop, maka kami juga harus mempersiapkan juga,” ujar mahasiswa semester 7 di jurusan Fisika UB ini.

Kepada Surya, kedua anggota APC UB ini menjelaskan posisi bulan dan matahari di hari Jumat (27/7) ini akan menjadi posisi terjauh dari bumi. Itulah yang menyebabkan Gerhana Bulan Total nantinya paling lama.

Faktor cuaca

Dewan Penasehat Komunitas Pengamat Langit (Kapela) UM, Sandy Ramadani, menjelaskan faktor cuaca menjadi penentu suksesnya pengamatan benda di langit. Faktor cuaca yang tidak bisa diprediksi juga menjadi tantangan yang tidak bisa dilawan.

“Kalau hujan atau mendung pastinya objek di langit menjadi tidak terlihat dan tidak bisa diamati. Faktor cuaca menjadi semacam ‘nasib’ atau keberuntungan jika sedang melakukan pengamatan,” jelasnya.

Terlepas dari cuaca, persiapan yang tidak bisa dinomor duakan adalah fisik dan banyak membaca mengenai fenomena yang akan terjadi. Para anggota Kapela sendiri juga mempersiapkan diri dengan banyak membaca informasi terkait Gerhana Bulan Total agar memahami terlebih dahulu.

“Fisik harus disiapkan karena nantinya kami akan begadang semalaman mengamati Gerhana Bulan Total. Belajar fenomena terkait juga penting agar kami mendapatkan informasi lebih,” tutupnya. (Firdha Umari)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Komunitas Astronomi Jatim Akan Ramai-ramai Amati Gerhana Bulan Total di LAPAN Pasuruan,

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini