TRIBUNNEWS.COM, TABANAN - Warga di BTN Asri Persada Tabanan atau di sekitar aliran Sungai Yeh Nu, Banjar Penyalin, Desa Samsam, Kerambitan, Tabanan, dibuat geger dengan peristiwa seseorang yang terbakar, Selasa (31/7) sekitar pukul 17.00 Wita.
Sekujur tubuh Adi Romli (26) terbakar setelah tersambar api saat menyalakan rokok.
Diduga, tubuh Adi terbakar akibat api yang disulutnya disambar gas dari tangki truk LPG Pertamina yang sempat jatuh di Tukad Yeh Nu, Jumat (27/7) lalu. Hingga kemarin truk tersebut masih di TKP karena gasnya belum habis disedot.
Luka bakar yang dialami Adi pun sangat parah. Hampir 85 persen tubuhnya luka bakar hingga harus dilarikan ke rumah sakit terdekat dan kemudian dirujuk RSUP Sanglah, Denpasar.
Dari pantauan Tribun Bali, kemarin, bau gas memang terasa menyengat di sekitar TKP.
Warga pun bertanya-tanya dengan peristiwa tersebut.
Petugas pemadam kebakaran pun berusaha memadamkan api yang masih menyala di TKP. Api sempat membakar beberapa pohon dan sampah.
Garis polisi pun juga sudah dipasang untuk menghindari adanya warga yang hendak turun ke sungai.
Menurut informasi yang diperoleh, diduga saat peristiwa ini terjadi, korban hendak menyalakan rokok dan setelah itu korban langsung disambar api.
Saat itu, Adi Romli yang berasal dari Banyuwangi ini bersama istrinya, Ni Kadek Sukerti (29), hendak memancing ke aliran sungai Tukad Yeh Nu sekitar pukul 15.00 Wita.
Setelah sempat memancing sekitar dua jam lamanya, korban dan istrinya pun mencium bau gas yang sangat menyengat hingga mereka memutuskan untuk berhenti memancing.
Setelah itu, korban pun akhirnya hendak balik menuju sepeda motornya yang jaraknya tak jauh.
Di perjalanan menuju sepeda motornya, korban menyalakan rokok. Secara tak diduga api langsung menyambar korban dan korban sempat meloncat ke sungai.
Istri korban pun panik dan lari-lari meminta bantuan kepada warga setempat. Korban kemudian dibawa menuju Rumah Sakit Wisma Prasanthi, Tabanan.
Tak lama berselang, korban pun akhirnya dilarikan menuju RSUP Sanglah mengingat luka bakarnya yang parah.
Luka bakar paling parah terjadi pada bagian wajah, kedua tangan dan kedua kakinya. Tadi malam, ia masih mendapat perawatan.
Seorang warga setempat, Kade Adnyana menjelaskan, sempat mendengar teriakan dari arah sungai.
Setelah mencari sumber suara, ternyata seorang perempuan sedang meminta bantuan lantaran ada seseorang lainnya yang terbakar.
Setelah melihat hal tersebut, sejumlah warga pun kemudian berdatangan untuk menolong korban. Dia menyatakan korban juga sempat menceburkan dirinya ke sungai.
“Jika mendengar pengakuan dari ibu korban, bahwa korban saat itu sedang memancing, kemudian menghidupkan korek api untuk merokok. Tetapi gas langsung menyambar korban. Korban tidak tahu adanya gas tersebut yang bersumber dari tangki truk gas LPG yang bocor,” ungkap Adnyana.
Dua unit pemadam kebakaran kemudian datang melakukan pemadaman api yang berada dipinggiran sungai. Pasalnya api hingga menuju ke atas pohon.
“Kami menduga gas tersebut bersumber dari truk tangki gas LPG yang bocor. Hingga saat ini gas tersebut sudah tersebar di pinggiran sungai. Kami tidak tahu apakah sengaja dibuat atau memang truk tangki gas LPG bocor,” imbuhnya.
Seorang warga lain mengungkapkan, bau gas yang diduga berasal dari tangki truk yang sempat terjun ke Sungai Yeh Nu tersebut sangat menyengat.
Hal tersebut pun menimbulkan rasa khawatir akan terjadinya hal yang tak diinginkan. Bahkan, warga sampai tak berani menyalakan kompor untuk masak.
"Memang menyengat bau gasnya, entah bocor entag gimana saya kurang tahu. Bahkan sampai ada yang tidak berani menyalakan kompor untuk menghindari hal yang tidak diinginkan terjadi. Terpaksa harus beli makanan di luar," ungkap seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya.
Karena diduga disebabkan oleh gas dari truk tangki LPG, warga berharap truk tersebut bisa segera dievakuasi.
Kasus warga terbakar bisa menjadi cermin dan dicarikan solusi agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.
Kapolsek Kerambitan, Kompol I Wayan Suana, menyatakan kepolisian telah melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.
“Kami menyelidiki apakah gas tersebut memang sengaja dibuang oleh pihak Pertamina atau gas tersebut memang ada kebocoran pada truk tangki,” jelas Kompol Suana.
Sementara itu, Eksekutif LPG Pertamina Bali Rainier Axel Gultom juga mengaku masih melakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut.
Gultom membantah pihaknya melakukan pembuangan gas karena sudah bekerja sesuai prosedur.
“Kami bekerja transfer dari mobil ke mobil, itu posisi aman tidak ada kebocoran. Kalau ada kebocoran pasti anggota kami kenapa-kenapa," jelasnya.
Disinggung mengenai bau menyengat yang diduga datang dari arah truk tangki Pertamina, dia mengakui masih melakukan penyelidikan.
“Dan jika memang benar berasal dari truk tangki akibat kebocoran, saat proses evakuasi anggota kami pasti mengalami sesuatu. Sehingga kami tidak mau menduga-duga, tetap akan selidiki bersama-sama dengan pihak berwajib. Jadi sekarang seluruh pekerjaan disetop dan akan evaluasi bersama-sama," terangnya. (mpa/azm)