TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Satu dari empat komplotan begal tewas setelah timah panas polisi menembus dada kiri dan paha pelaku, Rabu (8/8/2018) dini hari.
Afandri Simangunsong alias Bangun (37) adalah anggota sindikat begal yang sudah 20 kali beraksi di 14 lokasi Kota Medan. Bangun ditembak karena menyerang petugas menggunakan golok saat akan ditangkap.
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto mengungkapkan, Bangun merupakan anggota komplotan begal yang sudah buron sejak Desember 2017 silam.
Komplotan ini beranggotakan empat orang, yakni Raja Amin Siregar alias Raja (33), M Ridho Padang alias Ridho (24), Afandri Simangunsong alias Bangun (37) dan Nanda (masih buron).
Perburuan terhadap komplotan begal ini berawal dari pengaduan warga bernama Rudiwanto, yang mana istrinya bernama Yunita menjadi korban perampokan saat melintas di Jalan Mabar, Kelurahan Pandau Hilir, Kecamatan Medan Perjuangan pada 13 Desember 2017 lalu.
Baca: Dipergoki Sedang Mesum di Kamar Mandi, Dua Orang Perawat Ini Langsung Dipecat
"Saat korban melintas di Jalan Mabar menggunakan motor Honda Beat putih BK 2398 ADY, tiba-tiba empat orang laki-laki tak dikenal muncul dan memepet korban. Korban ditarik dari atas sepeda motor hingga terseret beberapa meter. Setelah itu motor korban dibawa kabur," ungkap Dadang saat memimpin konferensi pers di Mapolrestabes Medan.
Sebelum Bangun, dua anggota sindikat ini; Raja dan Ridho telah ditangkap lebih dahulu pada 29 Desember 2017, di sebuah rumah Jalan Beringin, Pasar VII, Gang Pokat, Tembung, Percut Sei Tuan.
Raja dan Ridho ditembak di bagian kaki, karena melawan dan berusaha kabur saat dibawa petugas untuk menunjukkan lokasi/tempat mereka pernah beraksi.
Pasca-ditembak, Raja dan Ridho dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk mendapat tindakan medis. Namun tak lama, Raja meninggal dunia.
Terkait Bangun, Dadang menjelaskan pihaknya mendapat informasi soal keberadaan pelaku pada Senin (6/8) kemarin. Polisi sempat mengintai rumahnya di Jalan Rawa Cangkuk, Gang Arab, Kelurahan Tegalsari, Mandala III, Kecamatan Medan Denai. Namun kala itu Bangun tak berada di rumah.
Selanjutnya pada Rabu (8/8) sekira pukul 00.30 WIB, Bangun terpantau melintas di Jalan Letjen S Parman, Medan menggunakan sepeda motor Honda Revo. Polisi pun langsung mengejar Bangun.
Menyadari polisi sedang mengejarnya, Bangun spontan tancap gas. Di sekitar jembatan Jalan Hindu, Medan, sepeda motor yang ditungganginya oleng yang membuatnya terjatuh ke aspal.
Ia kemudian berlari ke sungai di bawah jembatan dan bersembunyi di tempat gelap. Polisi terus mengejar Bangun hingga ke bawah jembatan. Begitu kedapatan, pelaku berusaha menyerang polisi dengan golok, sehingga terpaksa ditembak di bagian paha dan dada kiri. Bangun pun tewas di tempat.
Mayat Bangun kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk divisum.