Laporan Reporter Tribunjogja Wisang Seto Pangaribowo
TRIBUNNEWS.COM,GUNUNGKIDUL - Jelang pergantian musim atau pancaroba yang diprediksi terjadi pada bulan Oktober mendatang beberapa bencana alam patut untuk diwaspadai seperti pohon tumbang dan tanah ambles khususnya di wilayah Kabupaten Gunungkidul.
Hal tersebut dikemukakan oleh kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Dearah (BPBD) kabupaten Gunungkidul Edy Basuki, Jumat (14/9/2018).
"Untuk bencana tanah ambles itu dipengaruhi kondisi geografis gunungkidul yang merupakan bantuan kapur atau karst," katanya.
Ia mengatakan mudahnya tanah ambles di Gunungkidul dikarenakan cepatnya tanah meresap air, dan biasanya terjadi di daerah yang cekung.
"Pada musim hujan awal tahun ini terjadi 20 kali kejadian tanah amble baik itu berukuran besar maupun kecil," katanya.
Untuk mengantisipasinya BPBD Gunugnkidul telah melakukan pemasangan papan peringatan di sejumlah tempat tanah amblas, maupun memasang tali untuk pembatasan.
"Biasanya warga akan menutup sendiri tanah-tanah yang amble menggunakan jerami, tetapi jangan sampai tanah yang ambles ditutup menggunakan sampah," katanya.
Selain tanah ambles menurut Edy pohon tumbang juga patut untuk diwaspadai ketika memasuki musim pancaroba.
Untuk mengantisipasinya BPBD akan memangkas ranting pohon.
"Warga biasanya mengajukan permintaan untuk pemotongan ranting pohon," terangnya.
Sebelumnya terkait tanah ambles kepala balai pengawasan dan perizinan ESDM wilayah Gunungkidul, Pramuji REeswandono mengatakan Gunungkidul memiliki kawasan ekosistem karst.
"Pada ekosistem karst banyak didapati aliran sungai bawah tanah, banyak sistem, goa, akuifer, serta celah-celah yang saling berhubungan," katanya.
Banyaknya kawasan karst yang berada di selatan Gunungkidul, menjadikan tidak ada sungai permukaan.
"Kebanyakan sungai bawah tanah berada di kawasan Rongkop, Panggang, Purwosari, Playen, Tepus, Semanu, Paliyan. Kawasan karst di Gunungkidul mempunyai karakteristik banyak rongga yang menuju ke aliran bawah tanah," terangnya.
Ia mengatakan jika tanah ambles tidak berada di pemukiman warga tidak akan menjadi masalah.
"Namun jika ada aktivitas di sekitar ada aktivitas warga perlu adanya tindakan," tutupnya.(TRIBUNJOGJA.COM)