TRIBUNNEWS.COM, TEMANGGUNG - Sebuah prasasti sangat tua dari masa-masa awal kerajaan Mataram Kuno ditemukan di Temanggung, Jawa Tengah, pekan lalu.
Persisnya, prasasti itu ditemukan di sebuah kolam lele yang dikelola Pak Wardi di Dusun Nglarug, Desa Kataan, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung.
Meski prasasti di batu andesit itu terpecah-pecah menjadi lima potongan berbagai ukuran, tulisannya masih dalam kondisi sangat baik dan memungkinkan dibaca.
Kini potongan-potongan prasasti yang semula tergeletak di dasar kolam lele itu diamankan sementara waktu di rumah penemunya.
Ukuran prasasti batu itu 55 cm x 40 cm.
Petugas BPCB Jateng dan Dinas Kebudayaan Temanggung, Senin (17/9/2018), telah mendatangi lokasi dan mendata temuan penting ini.
Goenawan A Sambodo, pegiat sejarah klasik dan pembaca huruf Jawa Kuno menyebut inskripsi itu memuat angka tahun 709 Saka, atau 787 Masehi.
Angka tahun itu diduga masa ketika prasasti itu dibuat.
Belum diketahui isi lengkap inskripsi kuno tersebut, yang diperkirakan dibuat pada masa awal kekuasaan Rakai Panaraban (784 M - 803 M).
Rakai Panaraban ini raja ketiga Mataram Kuno, menurut daftar raja dan maharaja yang pernah memerintah imperium Mdang Mataram, menurut prasasti Wanua Tengah III.
Baca: Pernikahan ala Sakera Pasangan Devi-Kurniawan di Pasuruan Menarik Perhatian Warga
"Penemunya Pak Wardi, saat membersihkan kolam lele yang diurusnya," kata Goenawan yang sempat membaca sebagian isi inskripsi tersebut pada Tribunjogja.com.
"Ada bagian-bagian yang rompal, salah satunya tadi angka tahun. Awalnya hanya terbaca dua angka depan saja, satu angka belakangnya lepas," lanjut pengajar aksara dan bahasa Jawa Kuno ini.
"Tapi pecahannya sudah ketemu. Jadi bisa terbaca sementara angka tahun 709 Saka," kata pria yang populer dipanggil Mbah Goen ini.
Jika dihitung, usia prasasti ini mengacu angka tahun yang tertera di tulisan, sudah berumur 1.231 tahun, atau 12 abad.