Dilihat usianya, dua prasasti dari masa Mataram Kuno yang terdekat setidaknya adalah Prasasti Kalasan (778 M) dan Prasasti Kelurak (782 M).
Dua prasasti ini dikeluarkan di masa kekuasaan raja kedua Mdang Mataram, yaitu Rakai Panangkaran Dyah Pancapana (746 M -784 M).
Prasasti Kalasan berisi pernyataan peresmian Tarabhavanam, atau bangunan untuk pemujaan Dewi Tara. Tarabhavanam ini sekarang dikenal sebagai Candi Kalasan.
Sedangkan Prasasti Kelurak menyebutkan pendirian Manjusrigraha, atau bangunan suci untuk Manjusri.
Sekarang komplek bangunan kuno ini disebut Candi Sewu di utara Candi Prambanan.
Kedua prasasti dan candi-candi yang disebut bercorak Buddhist.
Baca: Tersangka Pelaku Pencabulan Anak Ditangkap saat Tidur di Kamp Pekerja
Rakai Panangkaran sebagai pengganti Rakai Sanjaya, diketahui raja Mataram Kuno yang menganut Buddha Mahayana.
Prasasti lain yang masih berdekatan dengan prasasti temuan terbaru di Ngadirejo adalah Prasasti Abhayagiri Vihara berangka tahun 792 Masehi.
Prasasti ini dikeluarkan di masa Rakai Panaraban, menceritakan peristiwa pengunduran diri Rakai Panangkaran dari kedudukan raja.
Tejahpurnapane Panamkarana memilih jadi biarawan di Abhayagiri Vihara.
Ini biara Buddhist yang diduga berlokasi di komplek Ratu Boko, di selatan Candi Prambanan.
Terkuaknya secara lengkap dan detail dari prasasti terbaru temuan Dusun Nglarug ini diharapkan memberi informasi baru dari kehidupan di awal-awal masa Mdang Mataram.
Informasi penting dari masa-masa ini tidak terlampau banyak karena minimnya sumber-sumber tertulis yang bisa jadi rujukan.
Tentang eksistensi awal Rakai Sanjaya sebagai pemimpin pertama kerajaan Mdang Mataram pun hanya muncul di Prasasti Canggal (732 M).
Dua prasasti tua lain dari awal abad 7 adalah Prasasti Tuk Mas yang ditemukan di Grabag, Magelang.
Serta, Prasasti Dinoyo di Malang (760 M). (Tribunjogja.com/xna)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Prasasti Mataram Kuno Berusia 1.231 Tahun Ini Ditemukan di Kolam Lele di Temanggung,