TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Ikhwan Datu Adam menyerahkan bantuan 1,1 juta ekor benur udang windu di Desa Babulu Laut Kabupaten Penajam Paser Utara, Jumat (21/9/2018) hari ini.
Bantuan ini sebagai bagian program diseminasi penelitian pusat unggulan IPTEK Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Mulawarman (LPPM Unmul).
Pada sambutannya, Ihwan memberikan apresiasi kepada Kemenristekdikti dan Unmul yang telah mencanangkan program ini bagi konstituennya.
"Ini sangat tepat karena mata pencaharian utama masyarakat di Babulu Laut ini adalah petani tambak," ujar Ikhwan Datu.
Selain memberikan dampak yang berganda bagi masyarakat untuk pemberdayaan dan penguatan ekonomi rakyat juga sekaligus sebagai jembatan pengabdian perguruan tinggi kepada masyarakat.
"Saya sangat berbahagia, setelah tadi menghadiri paripurna pengesahan Bupati Penajam Paser Utara saudara Abdul Gafur Masud kini saya berada ditengah-tengah kelompok tani perikanan untuk menyalurkan dan menebar benur udang windu ditambak-tambak petani," katanya.
Menurut dia, udang windu ini asli Kalimantan Timur dan sejak dulu dibudidayakan disini bersama dengan rumput laut dan ikan bandeng.
"Pola budidaya seperti ini selain ramah lingkungan juga mengoptimalkan manfaat potensi ekonomi yang bisa dinikmati rakyat," kata Ikhwan Datu.
Dijelaskan bahwa komoditi-komoditi ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
"Jika kita semua bergandeng tangan dan bahu membahu, saya optimis kita bisa mengakselarasi pencapaian kemajuan ekonomi daerah dan kesejahteraan rakyat," katanya.
Apalagi Bupati yang baru berlatar belakang pengusaha muda yang sukses, menurut Ikhwan Datu diharapkan bisa memberi terobosan-terobosan khususnya dalam pemberdayaan dan penguatan ekonomi rakyat.
"Selaku mantan Plt Bupati yang kini menjadi wakil rakyat di Senayan, bagi saya memperjuangkan ini semua tak sekedar pelaksanaan sumpah dan perintah undang-undang, lebih dari itu, ini menjadi imperatif moral," katanya.