News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Babak Belur Dikeroyok dan Kehilangan Senjata Api, Polisi di Lampung Ini Malah Dapat Sanksi

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pistol

TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG -- Anggota polisi di Lampung yang bertugas di Polres Metro babak belur dikeroyok 20 pemuda hingga senjata apinya dirampas.

Namun, ternyata Bripda RK mendapat sanksi dari Bidang Propam Polda Lampung.

Kabid Propam Polda Lampung Kombes Hendra Supriyatna mengatakan, saat ini Bripda RK diberi sanksi khusus lantaran dinilai lalai sehingga senjata apinya bisa dirampas oleh warga sipil.

“Masa seorang polisi senjata api bisa dirampok. Bagaimana ceritanya. Yang jelas kami proses,” ungkap Hendra, Senin, 1 Oktober 2018.

Menurut Hendra, saat ini saksi yang diberikan kepada Bripda RK adalah pembinaan khusus (binsus).

“Saat ini kami binsus dan tengah kami periksa. Kalau pidana, ya pidana ditangani Polresta (Bandar Lampung),” tandasnya.

Kronologi

Seorang anggota polisi Polda Lampung dikeroyok puluhan orang. Bahkan senjata api miliknya juga dirampas.

Anggota polisi yang dikeroyok puluhan pemuda tersebut bertugas di Polresta Metro. Inisialnya Bripda RK.

Aksi pengeroyokan disaksikan seorang Satpam.

Tak hanya menganiaya, kawanan pemuda ini juga merampas senjata api yang dibawa Bripda RK.

Padahal niat awal sang polisi datang untuk melerai perkelahian yang diduga dilakukan sekelompok pemuda itu.

Tim Gabungan Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Lampung dan Satreskrim Polresta Bandar Lampungmenangkap tiga orang pelaku pengeroyokan.

Ketiganya orang yang ditangkap tersebut berinisial RA, IDR, dan SA yang merupakan seorang perempuan.

Ketiga pelaku pengeroyokan polisi tersebut diamankan di tempat berbeda, Minggu (30/9/2018).

Sebelumnya diberitakan, Bripda RK yang merupakan anggota Polresta Metro menjadi korban pengeroyokan pada Minggu (30/9/2018) dini hari.

Kasubdit III Jatanras Polda Lampung, Ajun Komisaris Besar Ruli Andi Yunianto mengungkapkan, ketiga orang yang ditangkap memiliki keterkaitan dalam peristiwa pengeroyokan polisi tersebut.

"Mereka sudah diamankan karena punya keterkaitan dalam persoalan ini, jadi diamankan," ungkap Ruli Andi Yunianto, Minggu (30/9/2018).

Baca: Kepsek Ini Curiga Tangan 56 Muridnya Penuh Sayatan, Ternyata Mereka Mengonsumsi Benda Ini

Polisi, lanjut Ruli, masih mengejar dua orang lagi, yakni AJ yang diduga otak pengeroyokan.

Polisi juga memburu TU yang diduga memegang kedua tangan Bripda RK bersama beberapa orang lainnya.

Sedangkan, pelaku yang mengambil senjata api (senpi) Bripda RK, termasuk dalam tiga orang yang telah ditangkap, yaitu RA.

"AJ itu yang pertama kali memukul korban, dan TU yang memegang tangan korban," ungkapnya.

Kasus pengeroyokan tersebut diduga karena memperdebatkan seorang wanita, yakni SA.

Sementara, Kapolresta Bandar Lampung, Komisaris Besar Murbani Budi Pitono mengungkapkan, para pelaku sudah diamankan di Mapolresta Bandar Lampung.

"Iya, sudah kami amankan pelaku," ungkap Murbani Budi Pitono, Minggu.

Selain pelaku, Murbani mengatakan, senpi yang sempat dirampas pelaku pun telah diamankan.

Menurut Murbani, pihaknya masih mendalami motif pengeroyokan tersebut.

"Untuk motif, masih didalami," kata Murbani Budi Pitono.

Informasi yang dihimpun Tribunlampung.co.id, peristiwa pengeroyokan berawal saat Bripda RK menemui dua rekannya, yaitu BY dan BU.

Pertemuan berlangsung di Jalan Cendana Kelurahan Rawa Laut, Kecamatan Enggal, Banar Lampung, tepatnya di depan SMA Xaverius II Bandar Lampung.

Sekitar pukul 02.30 WIB, dua orang datang menghampiri BY.

Keduanya mengendarai sepeda motor.

Setelah itu, cekcok terjadi. Dua orang tersebut kemudian pergi.

Namun tak lama, mereka kembali dan melakukan pengeroyokan.

Bripda RK yang berada di lokasi berusaha melerai.

Tetapi nahas, ia malah ikut dikeroyok.

Bahkan, senpi dan satu tas selempang miliknya yang berisi ponsel, turut dirampas.

Seorang saksi mata, Suhardi (47) mengungkapkan, perkelahian tersebut tidak berlangsung lama.

Saat peristiwa terjadi, Suhardi mengaku sedang berada di lantai tiga gedung SMA Xaverius II Bandar Lampung.

Karena itu, ia bisa melihat perkelahian yang terjadi tersebut.

"Saya nggak tahu peristiwa pertama bagaimana. Tapi, saya dengar ribut-ribut di depan sekolah, sekitar pukul 03.00 WIB," tutur Suhardi.

Menurut Suhardi, awalnya ia tidak mengetahui bahwa korban yang dipukuli merupakan petugas kepolisian.

"Saya awalnya belum tahu kalau yang dipukuli itu anggota polisi. Saya baru tahu setelah pagi hari," kata dia.

"Karena korban laporan, dan ada yang meminta saya menjadi saksi," kata Suhardi.

Menurut Suhardi, korban dikeroyok sekitar 20 orang.

Karena jumlah pengeroyok yang banyak tersebut, Suhardi mengaku, ia tak berani melerai.

"Banyak, kira-kira 20 orang, ada yang bawa mobil motor. Saya hanya lihat, nggak berani melerai, daripada saya turun malah jadi bulan-bulanan," katanya.

Suhardi menuturkan, aksi pengeroyokan berlangsung sekitar enam menit.

"Kayaknya enam menit. Saya lihat jam tiga, kelar itu jam tiga lebih enam menit, dan polisi yang dipukuli itu berdiri sendiri, dan pergi menggunakan mobilnya," terang Suhardi. (nif)

Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Usai Dikeroyok Puluhan Orang Nasib Bripka RK Tak Disangka, Propam Bilang Begini,

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini