News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa di Sulteng

Perjuangan Katrina Mencari Tantenya yang Hilang, Selalu Ikuti Proses Evakuasi Tak Peduli Bau Busuk

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Katrina (19), menyaksikan proses evakuasi Tim SAR di Perumnas Balaroa, Palu untuk mencari keberadaan tantenya yang masih hilang, Senin (8/10/2018).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra

TRIBUNNEWS.COM, PALU - Bau mayat membusuk yang begitu menyengat ditambah tebalnya debu dari lokasi evakuasi sama sekali tak membuat Katrina (19) menjauh dari Perumnas Balaroa, Kota Palu, Sulawesi Tengah.

‎Sambil mengenakan masker untuk menghalang bau tak sedap yang menusuk hidungnya, wanita itu terlihat terus berdiri memandangi proses evakuasi yang dilakukan tim SAR gabungan.

Baca: Jono Oge, Kampung yang Bergeser Sejauh 3 Km dan Tertukar Dengan Kebun Jagung

Bukan tanpa sebab, Katrina rela setiap harinya menyaksikan langsung proses evakuasi di tempat ini.

Hal itu karena ia masih mencari keberadaan tantenya yang sampai saat ini belum ditemukan pasca ‎likuifaksi meluluhlantakan perumnas tersebut.

Katrina (19), menyaksikan proses evakuasi Tim SAR di Perumnas Balaroa, Palu untuk mencari keberadaan tantenya yang masih hilang, Senin (8/10/2018). (Teribun jakarta/Elga Hikari Putra)

Katrina memang tinggal di Perumnas Balaroa berdua dengan tantenya ‎yang saat ini belum ditemukan.

Sedangkan keluarga besarnya berada di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat.

Saat kejadian gempa dan likuifaksi melanda tempat tinggalnya, Katrina mengaku sedang bekerja sedangkan sang tante berada dirumah seorang diri.

"Saya disini merantau dan sedang mencari tante saya. Saya enggak tahu pas kejadian dia sempat lari keluar atau terjebak dalam rumah karena sampai sekarang belum ditemukan," kata Katrina di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (8/10/2018).

Lokasi tempat tinggal Katrina dan tantenya di Jalan Melati II Perumnas Balaroa saat ini pun sudah tak terlihat letaknya ada dimana.

Likuifaksi yang melanda wilayah itu membuat ratusan tempat tinggal menjadi ambles sedalam 3-5 meter.

Hanya sebagian atap rumah berlantai dua saja yang masih terlihat sedangkan ‎sisanya sudah tenggelam bersama material tanah dan lumpur yang beradu menjadi satu.

"Rumah saya di Jalan Melati ‎II, tapi sekarang enggak tahu letaknya ada dimana. Soalnya ini aja pada bergeser semua," kata Katrina.

Katrina masih berharap agar tim SAR gabungan dapat menemukan tantenya meski dalam kondisi sudah tak bernyawa.

"Saya dari hari pertama setelah kejadian sampai sekarang terus datang kesini, semoga saja bisa cepat ketemu‎," kata Katrina.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini