TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Setelah 16 hari pasca-gempa dan tsunami menerjang Palu, Donggala dan sekitarnya, warga pengungsi asal Kota Palu masih terus berdatangan di Kota Balikpapan.
Minggu (14/10/2018) kemarin, pesawat Hercules tiba di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan membawa 170 orang penumpang. Empat orang pengungsi di antaranya terpaksa dilarikan ke rumah sakit.
Zulkifli, Sekretaris Tim Posko Bantuan Pemkot Balikpapan menuturkan, Pemkot Balikpapan akan memfokuskan pengungsi gempa di Embarkasi Haji Batakan. Sebelumnya ada beberapa titik posko bantuan di Balikpapan, namum saat ini semua difokuskan di Embarkasi Batakan.
"Untuk pengungsi di Emparkasi Batakan, siang ini (kemarin) ada 199 orang. Saat ini ada juga ada pengungsi diopname di rumah sakit, sekitar empat orang yang dirawat, " kata Zulkifli.
Sedangkan dana bantuan bencana terkumpul sekitar Rp 1,8 miliar. Zulkufli meminta kepada staf untuk dana jangan sampai ter-entry dua kali karena sumbangan ada yang uang tunai, dan disetor dimasukkan kembali ke rekening bantuan
"Posko sendiri, masih dalam proses evaluasi. Intinya akan menyesuaikan dengan kebijakan dan kondisi di lokasi bencana Palu dan Donggala. Infonya tanggap darurat diperpanjang sampai akhir Oktober," ujarnya.
Pemkot akan mempertimbangkan keberadaan pengungsi di Balikpapan, kalau masih ada pengungsi semestinya untuk kemanusiaan tetap ada posko kalau ditutup bagaimana nasib mereka.
"Posko bantuan juga masih sangat diperlukan untuk penyaluran bantuan bencana agar terkoordinir dengan baik," katanya.
Penyerahan dana bantuan ke Palu dan Donggala yang dari masyarakat menyesuaikan dengan penutupan posko.
"Kalau posko sudah ditutup maka dana bantuan masyarakat Balikpapan akan disalurkan. Setelah penanganan atau pengurusan pengungsi di Balikpapan, dapat segera dikirim ke Palu atau Donggala bersama bantuan bencana yang akan diberikan pemkot," ungkap Zulkifli.
Zulkifli menjelaskan, Pemkot fokus kerahkan potensi dan berbagai bentuk kepedulian masyarakat Balikpapan untuk penanganan pengungsi yang ada di Balikpapan dulu. Tim medis/petugas dan relawan yang melakukan tugas penanganan bencana, baik yang di Balikpapan maupun lokasi bencana Palu.
Prosedurnya pengungsi yang datang masuk dari posko Base Ops Lanud dan Pelabuhan Semayang pengungsi yang akan tinggal di Balikpapan semuanya disatukan pelayanan inapnya di Embarkasi Haji Batakan.
Posko Diperpanjang
Posko penanganan korban gempa dan tsunami Palu, Donggala, dan Sigi, Sulawesi Tengah di Lanud Domber Balikpapan diperpanjang hingga Jumat (26/10) mendatang.
Hal itu diungkapkan ptugas dari Dinas Sosial Kota Balikpapan, Edi Supriadi kepada Tribun Kaltim di lokasi pengungsian Lanud Domber Balikpapan, Minggu (14/10).
Dikatakan Edi, sebanyak 170 penumpang yang terdiri dari relawan dan pengungsi kembali tiba di Balikpapan menggunakan pesawat Hercules di Base Ops Lanud Domber Balikpapan, sekitar pukul 15.30 wita.
"Sebagian pengungsi dan relawan ada yang langsung melanjutkan perjalanan setelah turun dari pesawat," ungkapnya.
Pantauan Tribun di lapangan, terlihat posko pengungsian di Lanud Domber Balikpapan mulai lenggang. Mayoritas diisi dengan relawan dan logistik. Sedangkan pengungsi sudah mulai sepi di tenda pengungsian.
Menurut Edi, sepinya pengungsi di Lanud Domber Balikpapan saat ini, karena banyak pengungsi yang hanya transit kemudian melanjutkan perjalanan ke daerahnya. Sedangkan pengungsi yang berdiam lama di Balikpapan dialihkan di Asrama Haji Balikpapan.
Informasi terakhir, jumlah pengungsi yang masih tertampung di Asrama Haji Balikpapan sekitar lebih dari 200 pengungsi.
"Saat ini di posko lanud mulai sepi karena kebanyakan hanya transit dan melanjutkan perjalanan. Sedangkan yang nginap lama di tampung di Asrama Haji Balikpapan," ujarnya.
Salah seorang relawan dari Kota Bangun, Kukar yang baru tiba di Balikpapan, Ilham mengungkapkan, dirinya berada di Palu selama delapan hari. Dia berangkat dari Kota Bangun ke Lanud Domber Balikpapan menggunakan sepeda motor.
"Saya pakai motor dari Kota Bangun, motor saya titipkan di kantor polisi dekat Bandara SAMS Sepinggan," ucapnya. Ilham berkeinginan menjadi relawan karena Palu merupakan tempat kelahirannya.
Dia pun rela menempuh perjalanan dari Palu ke Balikpapan menggunakan pesawat Hercules selama hampir 90 menit perjalanan dengan posisi berdesak-desakan.
"Saya dalam pesawat berdiri, pokoknya penuh pesawatnya. Tapi kita menikmati, karena kita ikhlas untuk membantu saudara kita di palu," tutur Ilham.
Setiba di Balikpapan dirinya langsung berpamitan melanjutkan perjalanan ke Kota Bangun, Kukar. "Saya nggak nginap, saya langsung pulang," pungkasnya. (dha/m05)