Setelah belajar, ia melanjutkan pekerjaannya kembali.
"Memang seneng belajar ngaji. Jadi ya tidak apa-apa. Kalau kerja ya berhenti dulu. Uang memang tidak seberapa, tetapi dengan belajar mengaji saya senang," lanjutnya.
Ketua KSPPS BMT Beringharjo, Mursida Rambe mengatakan wisuda tersebut merupakan inisiatif dari buruh gendong dan tukang becak.
Ia pun mengapresiasi seluruh peserta wisuda karena jerih payahnya dalam belajar.
"Wisuda ini sebenarnya malah dari mereka lho. Setelah hampir 1,5 tahun ada ngaji, baru pertama ini ada wisuda. Harapannya dengan wisuda ini peserta bahagia."
"Saya sangat mengapresiasi, rejeki sangat minim tetapi mereka mau lho meluangkan waktu untuk belajar," katanya.
Ia pun cukup terkejut karena semangat buruh gendong dan tukang becak untuk belajar sangat tinggi.
Jangan bayangkan peserta hanya wisuda, sebelumnya mereka juga melewati tes terlebih dahulu.
"Sebenarnya ada 60an yang setiap JUmat itu ikut ngaji. Tetapi untuk saat ini 22 dulu yang wisuda. Biar nggak cuma cucu-cucunya saja yang wisuda, tetapi juga neneknya. Ada ujiannya juga lho," ungkapnya.
Untuk semakin memotivasi peserta dalam beribadah dan bekerja, pihak BMT Beringharjo memberikan jarik sebagai hadiaj untuk buruh gendong, dan lima sarung untuk tukang becak.
Mursida berharap nantinya peserta widua bisa menularkan ilmunya pada buruh gendong dan tukang becak lain. (*)