Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Calon wakil presiden Sandiaga Uno berkunjung ke Pondok Pesantren yang didirikan KH Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym, yaitu Pesantren Daarut Tauhid di Jalan Gegerkalong Girang, Kota Bandung, Selasa (16/10/2018).
Tiba di kompleks pesantren itu, Sandiaga Uno nampak berkeliling melihat sejumlah usaha toko binaan Daarut Tauhiid.
Seperti di lokasi lainnya, Sandiaga Uno pun langsung dikerumuni sejumlah orang yang meminta bersalaman dan berswafoto.
Cawapres yang akan mendamping Prabowo Subianto itu nampak mengenakan pakaian berwarna hitam.
Lantaran adanya aturan KPU yang melarang pasangan calon presiden dan wakil presiden berkampanye di pesantren, sekolah dan tempat ibadah, Sandiaga Uno tidak masuk ke dalam area pesantren.
Dia hanya mengunjungi beberapa toko yang ada di bagian depan ponpes.
Kepada wartawan, Sandiaga Uno mengaku telah mengontak terlebih dahulu Aa Gym pada pagi harinya.
Kendati demikian, Aa Gym sedang berada di Jakarta sehingga tak bisa menemaninya melihat-lihat Daarut Tauhid.
"Saya kebetulan lagi ke Bandung. Terus Kontak Aa (Gym) pagi-pagi. Saya Ingin melihat ekonomi umat yang dibangun di Daarut Tauhiid. Kebetulan Aa sedang di Jakarta."
"Dan Aa sampaikan Pak Gatot (Ketua Yayasan Daarut Tauhiid, Gatot Kunta) yang mau menjelaskan. Saya ingin melihat wakaf produktif yang bisa membina ekonomi kerakyatan berbasis komunitas," katanya.
Sandiaga Uno menjelaskan, wakaf produktif yang dijalankan oleh Daarut Tauhiid dapat diduplikasi menjadi program ekonomi keumatan pasangan Prabowo-Sandi.
Program ekonomi umat, kata dia, bisa dijadikan suatu kegiatan ekonomi berkesinambungan dan mengurangi jurang ketimpangan.
"Saya melihat bagaimana bersandingnya pondok pesantren dan ekonomi. Saya melihat ekonomi umat penuh keberkahan dunia akhirat bisa kita kembangkan menjadi ekonomi berbasis silaturahim," ujarnya.
Sandiaga Uno mengaku 20 tahun telah mengenal Aa Gym.
Selama itu pula dia kerap kali mendapatkan masukan mengenai usaha yang dijalankannya.
"Kebijakan harus mengarah ke yang kecil. Enam bulan ke depan kami akan memberi perhatian khusus kepada masyarakat kecil," katanya.
Saat ditanya mengenai langkah konkret mengenai ekonomi keumatan, Sandiaga Uno mengatakan, bentuknya dapat berupa pelatihan hingga pendampingan untuk masyarakat keci.
Selain itu, masyarakat bisa diberikan pengetahuan mengenai pemasaran dan pelatihan sumber daya manusia (SDM).
"Ada beberapa (contohnya) pusat keagamaan bertumbuh dengan pusat perekonomian. Kita sudah lihat itu di Jatim," katanya.
Di lokasi yang sama, Ketua Yayasan Daarut Tauhiid, Gatot Kunta menjelaskan, semua aset Daarut Tauhid adalah wakaf.
Mulai dari toko hingga penginapan, hampir semuanya dikelola dengan model bagi hasil.
"Kita juga ada yang jadi UKM, itu 1.200 orang dari biaya infak sedekah, dibina setiap bulannya," ujarnya.
Per 2007, Gatot mengatakan, aset Daarut Tauhid sudah mencapai Rp 145 miliar.
Dari wakaf, kata dia, terbukti Daarut Tauhiid bisa mandiri, mulai dari bayar listrik hingga menggaji pegawai.
"Tidak dari sumbangan masyarakat. Dari sumbangan masyarakat itu ada di Daarut Tauhiid Peduli. Dari sumbangan masyarakat itu (malah) jadi program beasiswa dan program kemanusian," ujar Gatot.