News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Warga Mojokerto Geger, Air Sumur Milik Salah Satu Warga Jadi BBM Jenis Pertalite

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Khoirudin, warga Dusun Panjer, Desa Tunggalpager, Pungging, Kabupaten Mojokerto, menunjukan air sumur miliknya yang diduga mengandung BBM Pertalite

TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO - Warga Dusun Panjer, Desa Tunggalpager, Pungging, Kabupaten Mojokerto,  digemparkan adanya air sumur yang mengandung diduga BBM.

Khoirudin (35) merupakan pemilik sumur yang airnya diduga mengandung bahan bakar kendaraan bermotor jenis pertalite.

Sumur tersebut, sudah berdiri di area belakang rumahnya selama 35 tahun. Kedalaman sumur milik Khoirudin sekitar 17 meter.

"Fenomena ini baru terjadi kali ini saja. Sebelum-sebelumnya tidak pernah seperti ini. Air dapat digunakan untuk minum," kata Khoirudin, Selasa (16/10/2018).

Dia juga sudah mencoba untuk merebus air itu untuk diminum. Namun, nyatanya bau bahan bakar tetap menyengat.

"Pada saat saya rebus dan diminum aromanya bensin tidak hilang, menyengat sekali. Akhirnya tidak saya konsumsi. Awalnya kalau dibuat memasak tidak ada masalah dari segi rasa dan bau," sambungnya.

Air sumur digunakan Khoirudin untuk minum, mencuci dan mandi. Karena air itu saat ini terkontaminasi, dia terpaksa beralih ke air PDAM.

Dia masih belum dapat memastikan penyebab air sumurnya terkontaminasi. Tetapi dia mengatakan, ada stasiun pengisian bahan bakar minyak yang berada 50 meter dari kediamannya.

"Tapi saya tidak tahu apa penyebab pastinya. Saya juga belum menanyakan ke pihak pom bensin," terangnya.

Menurut Khoirudin, air sumur miliknya mengandung BBM lantaran air tersebut mudah terbakar, dapat digunakan bahan bakar motor, dan berwarna hijau.

"Kalau dilihat dari warnanya mirip bahan bakar pertalite. Tapi untuk pastinya saya tidak tahu," katanya.

Saat ini pihak Dinas Lingkungan Hidup sudah mengambil sample air sumur Khoirudin untuk diuji laboratorium. Kendati demikian, hasilnya masih belum dapat diketahui.

"Saya juga menunggu hasilnya. Solusi dari masalah ini juga belum saya dapatkan. Apakah saya harus mengebor atau menutup sumur, kata perangkat desa tunggu hasil penelitian saja," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini