Mereka mengatakan bahwa Rini saat itu mulai stabil dan bahkan membaik pasca dilakukan operasi.
Bahkan, kakak Rini, Wiwik (33) mengatakan adiknya dapat merespon ketika tangannya dipegang, dan ketika namanya dipanggil.
Hal yang tidak sama disampaikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Medik, dr.Sjaiful.
Ia mengatakan saat tiba dari kecelakaan kondisinya sudah sangat parah.
"Enggak dioperasi, sejak datang, kondisinya sangat buruk sekali, kondisi sangat buruk karena membutuhkan alat bantu ventilator (alat bantu pernafasan). Jadi bukan dioperasi, hanya tindakan membantu supaya kalau ada darah atau cairan di paru-paru, supaya paru-paru dapat berkembang," kata dr.Sjaiful pada TribunJatim.com.
Dia mengatakan, sejak korban tidak sadarkan diri karena mengalami multiple organ failure (MOF), yang kemungkinan disebabkan benturan keras pada saat terjadi kecelakaan.
"Dari awal, kondisinya semakin turun bukan membaik. Dari awal sudah tidak bisa di apa-apain, untuk pemeriksaan scan juga sudah tidak memungkinkan," katanya pada TribunJatim.com.
Sementara penyebab kematian Rini diduga disebabkan karena mati batang otak.
Tetapi, tetangga korban Suhardi atau yang disapa Parli, juga mengatakan menurut keluarga korban, Rini sempat merespon ketika dicubit.
"Iya betul, kemarin sempat dicubit terasa, tapi akhirnya koma lagi. Tadi malam sudah koma, sama keluarga dibacakan surat yasin," katanya pada TribunJatim.com.
Parli menambahkan, rencananya Rindu akan dimakamkan di Dusun Gebang Sewu, Desa Semen, Kecamatan Paron, Ngawi. (rbp/TribunJatim.com)