TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul meminta santri untuk ikut bersama pemerintah dalam membangkitkan perekonomian di desa.
Permintaan itu disampaikannya saat memberikan ceramah dalam Tausiyah & Tahlil Akbar memperingati rangka Dies Natalies Universitas Brawijaya (UB) ke-56 dan Hari Santri Nasional, bertempat di Masjid Raden Fatah UB Malang, Senin (22/10/2018) malam.
Gus Ipul mengatakan, pada umumnya, santri berasal dari desa, sehingga sudah selayaknya ketika lulus dari menuntut ilmu nanti, santri kembali pulang dan menggerakkan ekonomi di desanya.
Selain itu, pentingnya membangun ekonomi desa karena saat ini, masalah desa jarang dilirik para generasi muda.
“Umumnya, santri itu berasal dari anak seorang petani, nelayan, dan pedagang kecil di desa. Umumnya lagi, orang tua santri meminta anak mereka untuk tidak mengikuti profesinya sebagai petani dan nelayan, sehingga sang anak trauma melihat bapaknya susah, dan enggan kembali ke desa” katanya.
Padahal, lanjut Gus Ipul, santri jaman now atau istilahnya santri milenial ini memiliki potensi sangat besar untuk membangkitkan perekonomian desa mereka sendiri.
Salah satu caranya, santri bisa mengajak para mahasiswa dari perguruan tinggi (PT) untuk bekerjasama dalam mengembangkan potensi desa.
Dengan kerjasama tersebut, imbuh wagub kelahiran Pasuruan ini, santri didorong untuk melakukan pengembangan teknologi berbasis pedesaan dengan mengedepankan pertanian, perikanan, dan perdagangan yang inovatif, sehingga petani, nelayan, dan pedagang kecil di desa bisa berkembang.
"Santri sekarang hebat-hebat, dengan berbagai macam kompetensi dan keterampilan yang haru dimanfaatkan di semua lini."
"Salah satunya, menggerakkan BUMDes, lalu digerakkan di sektor UMKM. Kemudian bekerjasama dengan PT dan Kemendes untuk memajukan desa."
"Dengan memperkuat ekonomi pedesaan, maka ikut mempersempit kesenjangan. Itu juga menyelesaikan salah satu PR bangsa kita," ujarnya.
Dalam peringatan hari santri nasional, Gus Ipul juga berpesan dua hal kepada para santri, yakni rajin mengaji dan memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi.
Karena itu, santri diharapkan dapat mencari ilmu seluasnya, baik secara formal, yakni di sekolah maupun unviersitas, non formal, yakni di madrasah atau ponpes, dan informal, yakni di rumah.
"Terakhir, cinta tanah air, tapi jangan sampai kebablasan, ingat, di era serba teknologi sekarang, setiap informasi yang didapat itu harus bisa disikapi dengan baik, dengan cara tabayyun," pesannya.
Dalam kesempatan ini, Rektor UB, Prof Dr Ir Nuhfil Hanani mengatakan, peringatan hari santri di UB dikemas bersamaan dengan HUT Unibraw ke-56.
Khusus untuk hari santri, dimulai dari kegiatan seminar kebangsaan dengan mendatangkan ulama, akademisi, anggota leglisatif, guna menimbulkan rasa kebanggaan dan cinta NKRI.
Seminar ini turut dihadiri oleh sejumlah narasumber berkompeten. Antara lain Dewan Pertimbangan Presiden RI (Wantimpres) Yahya Cholil Staquf, Wakil MPR RI Ahmad Basarah, dan Intelektual Muhammadiyah Zuly Qodir.
Kemudian, lanjut Rektor Nuhfil, digelar pula Lomba Kaligrafi Dekorasi Tingkat Jawa Timur yang digelar di Gedung Widyaloka UB, Sabtu 13 Oktober 2018 lalu.
Lomba ini diikuti 60 peserta dari mahasiswa dan santri seluruh Jawa Timur.
Ada pula Lomba Esai Nasional yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kampus dan pondok pesantren.
Tak hanya itu, UB juga menggelar acara jalan sehat bertajuk Fun Walk Sarungan, Minggu 21 Oktober 2018. Jalan sehat ini diikuti ratusan peserta dengan mengenakan baju serba putih dan sarung. "Selain jalan sehat juga ada pameran dari pondok pesantren," pungkasnya. (hms)