Ini sudah terlihat dari beberapa daerah seperti Lombok yang mengembangkan potensi wisata halal.
Salah satu potensi wisata halal adalah fashion dan kerajinan kreatif yang harus dikembangkan.
Pilar edukasi mencakup ekonomi syariah. Antara pelaku usaha bersama pesantren.
"Berapa tahun terakhir BI mendorong bagaimana pertumbuhan ekonomi syariah lebih cepat lagi. Di beberapa sektor seperti pertanian, perikanan dan lapangan usaha di beberapa pesantren," kata Wiwiek.
Ia berharap Indonesia menjadi salah patokan industri halal di dunia. Kita jangan kalah dengan negara lain yang sudah masuk industri syariah.
"Bahkan kita jangan mau kalah dengan negara non muslim seperti Tiongkok, Australia dan Great Britain. Bisa jadi satu ekonomi syariah di kawasan," katanya.
Diskusi panel menghadirkan pembicara Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, Ketua Kadin Kaltim Dona Dayang Faroek, International Modest Fashion Designer Vivi Zubedi, dan Kepala Divisi Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI Bambang Himawan.
Sementara itu, dalam pembukaan FESyar BI di Atrium Pentacity, Deputi Gubernur BI Budy Waluyo mengatakan, bahwa Balikpapan dan Kaltim memiliki potensi yang cukup tinggi dalam segi wisata halal.
Bahkan dia sedang berkoordinasi dengan pemerintah untuk membuka lahan wisata islami.
Hal itu diamini Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi. Balikpapan bisa menjadi contoh lokasi wisata halal.
Usai pembukaan FESyar, para tamu VIP menyempatkan melihat beberapa tenan yang diikuti para pelaku UMKM dari 19 perwakilan Kawasan Timur Indonesia.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan BI Balikpapan, Suharman Tabrani, kegiatan FEsyar merupakan batu loncatan menuju festival besar akhir tahun yang diadakan di Surabaya.
"Setiap tahunnya BI punya kegiatan 'Indonesia Sharia Economic Festival', yang didahului serangkaian kegiatan di beberapa wilayah. Untuk Indonesia Timur, tahun ini dipilih di Balikpapan," ungkap Suharman Tabrani.
Suharman menyatakan, Kota Balikpapan dinilai strategis, mengingat kegiatan ekonomi yang berbasis syariah cukup besar.