TRIBUNNEWS.COM, BADUNG - Seekor sapi milik warga Angas Sari Ungasan, Kuta Selatan, Bali mati setelah mendapatkan suntik vitamin dari Dinas Peternakan.
Kelian Banjar Angas Sari atau Subak Abian Angga Sari, I Wayan Wadia menjelaskan, warga wilayah Angas Sari Ungasan, Kuta Selatan sebenarnya sudah biasa mendapatkan pelayanan penyuntikan gratis rutin setiap tahun yang diberikan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Badung.
Dari tahun ke tahun tidak ada masalah, terlebih sampai menyebabkan hewan mati setelah mendapatkan pelayanan suntik itu, namun kali ini menyebabkan kematian.
"Dari total sapi milik warga, ada sekitar 50 ekor yang disuntik. Pelayanan ini untuk mendapatkan suntikan vaksin SE biasanya. Namun dokter membawa dua suntikan yakni vaksin SE dan vitamin. Jadi ada dua kategori, khusus sapi betina yang sedang bunting tidak boleh diberi vaksin SE, melainkan diberi vitamin. Kalau sapi jantan biasanya vaksin SE. Kalau biasanya vitamin itu sapi betina yang sudah pernah beranak," ujarnya, Kamis (15/11/2018).
Ia pun tidak tahu penyebab kematian sapi tersebut.
"Penyuntikan dilakukan pada hari Senin (12/11/2018), kemudian sapi saya mati itu kemarin. Saya tidak tahu penyebabnya. Memang pada saat itu kita gak tahu kondisi perutnya seperti apa, ya kemudian disuntik vitamin," ujarnya.
Baca: Takut Ditembak Mati, Dua Tersangka Kasus Pembunuhan Sopir Taksi Online Menyerahkan Diri
Setelah kejadian tersebut, pihaknya menghubungi dokter hewan yang memang bertugas di wilayah Kuta Selatan.
"Kemarin langsung saya hubungi dokter, kemudian dokter tersebut langsung datang untuk mengecek keadaan sapi saya," ungkapnya.
Dari peristiwa tersebut, Dinas Peternakan merespon dengan menganjurkan untuk mengasuransikan sapi.
Namun warga enggan dengan mengasuransikan sapi-sapi mereka.
"Ya walaupun ada asuransi, namun warga enggan mengasuransi Rp 40 ribu per tahun. Ya nantinya ada perbincangan dengan Dinas Peternakan terkait langkah-langkah atau solusi," ungkapnya.
Kabid Hewan Pemkab Badung saat dikonfirmasi Tribun Bali, Gede Asrana mengatakan, pihaknya sudah konfirmasi terkait kejadian tersebut dengan pihak kecamatan.
Sapi betina yang baru melahirkan memang harus disuntik vitamin bukan vaksin SE.
Namun ada faktor lain yang menyebabkan kematian kepada sapi tersebut.
"Sapi tersebut memang baru saja melahirkan. Tidak mungkin sapi mati setelah diberi vitamin. Diagnosisnya harus dibawa ke laboratorium guna mengetahui penyebab kematiannya. Penyebab kematian kemungkinan dikarenakan adanya infeksi setelah melahirkan. Jadi kan kita gak tahu kalau ada infeksi di dalam tubuh sapi itu," jelasnya.
Ia menamabahkan ada solusi terkait kejadian tersebut yakni melalui program asuransi ternak.
Warga yang memilik ternak atau kelompok peternak harus memiliki asuransi.
Dengan cara peternak membayar Rp 40 ribu yang kemudian dibantu oleh pusat sebesar Rp 160 ribu.
"Nah untuk sekarang para peternak cukup membayar Rp 40 ribu saja untuk mmbuat asuransi. Ke depan nantinya biaya asuransi para peternak akan dibebankan kepada pihak Pemkab Badung. Apabila ada sapi mati, akan diganti rugi sebesar Rp 100 juta," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul Satu Sapi Betina Milik Warga Ungasan Mati Setelah Disuntik Vitamin