TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor akan menggelar Peringatan Maulid Nabi SAW dan Hari Pahlawan tingkat nasional di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (22/11/2018).
Kegiatan akbar bertema 'Meneladani Kepemimpinan Rasulullah' ini akan dihadiri sekitar 100.000 anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang datang dari berbagai daerah di Jateng. Puncak kegiatan yang bertempat di Alun-alun Kajen, Kabupaten Pekalongan, ini bakal semakin meriah karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah tokoh nasional dijadwalkan juga turut hadir.
Ketua Umum PP GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, melalui dua tema kegiatan yang digelar bersamaan ini, pihaknya berharap kader-kader Ansor dan Banser akan semakin memiliki kematangan dalam berpikir dan bertindak.
Artinya, dalam berorganisasi dan berkehidupan di tengah masyarakat, mereka akan selalu berpegang teguh kepada nilai, serta prinsip-prinsip keislaman sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Di sisi lain, kader bisa memiliki keluasan wawasan dalam memperjuangkan nilai-nilai dasar tersebut.
"Kegiatan ini juga menjadi momentum tepat untuk selalu meneladani sisi kepahlawanan Nabi Muhammad dalam memperjuangkan Islam sebagai agama yang memberikan kedamaian," ujar Gus Yaqut, panggilan akrab Ketua Umum GP Ansor, Rabu (21/11/18).
Bagi Gus Yaqut, mengikuti ajaran dan jejak Nabi tidak bisa dilepaskan dari sisi kepahlawanannya. Lahirnya Nabi Muhammad sebagai utusan Allah jelas membawa misi memperbaiki umat dalam rangka terciptanya keadilan (ta'adl) dan kesetaraan (tawazun). Perjuangan mendobrak belenggu ketidakadilan saat itu jelas tidak mudah dan penuh ancaman.
Namun dakwah Nabi yang mengutamakan aspek kemanusiaan dan toleransi telah terbukti membuat Islam yang dia ajarkan mudah diterima berbagai pihak.
"Dengan demikian Maulid Nabi tidak menjadi sekadar peringatan, namun bermakna sebuah tatanan kehidupan yang perlu diwujudkan melalui cara-cara baik serta menjunjung tinggi aspek kemanusiaan," jelasnya.
Menurut Gus Yaqut, melihat dinamika seperti terjadi di Timur Tengah belakangan ini, dunia membutuhkan sosok-sosok pahlawan yang bisa mewujudkan kedamaian global. Namun masalahnya sulit sekali menemukan sosok yang mampu menyelesaikan konflik-konflik tersebut.
Indonesia, katanya, justru memiliki peluang menjadi pahlawan dunia karena Indonesia memiliki inspirasi-inspirasi dari pahlawan yang dulu berjuang memerdekaan negeri ini.
"Termasuk para kader Banser dan Ansor. Kita memiliki inspirasi-inspirasi kepahlawanan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Sebab itu, acara ini mengambil inspirasi keteladanan dan kepahlawanan Rasulullah," terangnya.
Gus Yaqut mengatakan, peringatan Maulid Nabi dan Hari Pahlawan kali ini juga tepat untuk mengingatkan kembali pentingnya bangsa Indonesia untuk menghormati antara satu dengan yang lainnya.
Dia mengatakan, prinsip dasar ini penting karena dengan modal rasa hormat yang tinggi maka berbagai perbedaan yang terjadi di tengah masyarakat tidak lantas mudah memicu kekacauan. Justru segala kebhinekaan itu menjadi moderasi dan mampu menyatukan anak bangsa. Dengan demikian cita-cita luhur para pendiri bangsa untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkeadilan dan sejahtera bisa tercipta.
"Karena hakikatnya segala perbedaan di Indonesia seperti suku, agama, ras, kulit dan bahasa adalah anugerah dari Allah SWT yang besar. Bersatu di atas segala perbedaan yang ada juga telah menjadi komitmen kuat bangsa kita," tandas Gus Yaqut.