TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Kepala Pusat Data Infromasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, tsunami yang melanda Selat Sunda terjadi secara tiba-tiba, tanpa peringatan apapun.
Dari 260 peserta PLN yang mengikuti gathering di Tanjung Lesung, Banten menjadi korban tsunami tersebut. 157 diantaranya selamat, 14 luka, dan 89 belum ditemukan.
Baca: Ini Daftar Korban Tsunami dari Rombongan PLN yang Dirawat di RS Puri Cinere
"Jadi kemarin tiba-tiba kemarin tsunami datang tidak ada tanda-tanda. PLN sedang melakukan gathering. Dalam penampilan tersebut ada penampilan band Seventeen. Posisi panggung membelakangi pantai, jarak sekitar 3 sampai 4 meter dari pantai. Tiba-tiba langsung ambles diterjang tsunami," ungkapnya saat jumpa pers di kantor BPBD DIY, Minggu (23/12/2018).
Dalam peristiwa tersebut, Band Seventeen harus rela kehilangan bassis M Awal Purbani (Bani) dan Road Manager Oki Wijaya yang meninggal dunia karena peristiwa tersebut.
Sementara gitaris Herman Sikumbang, drumer Andi Windu Darmawan, kru Ujang, dan istri Ifan sang vokalis, Dylan Sahara hingga berita ini diturunkan belum ditemukan.
Melaluii keterangan tertulisnya, Ifan berharap agar teman-teman dan istrinya bisa segera ditemukan.
"Kehilangan Bani dan raod manager kami, Oki. Andi, Ujang, sama Herman belum ditemukan. Doakan juga supaya Dylan istri saya cepat ditemukan. Alhamdullilaj yang lain selain itu sudah ditemukan walaupun dalam kondisi luka-luka. Kita Ikhlas," katanya.
Baca: Kondiri Terkini Jalan Raya Serang-Pandeglang Pasca Tsunami Banten
Sementara itu, Harsa mantan Road manager Seventeen sempat menghubungi Ifan sekitar pukul 01.00 dini hari paska tsunami.
"Saya dan seventeen masih berhubungan baik. Setelah tahu ada kabar tsunami, saya telpon Ifan, sekitar jam 01.00. Saya cuma tahun Ifan selamat, saya tahu kondisi di sana pasti riweh jadi ya saya matikan," ujarnya.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani
Sumber: Tribun Jogja