TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Bencana tsunami yang menerjang Selat Sunda di Lampung Selatan dan Banten menyebabkan 281 orang dinyatakan meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi.
Levi dan Sumantri dua kakak beradik yang berasal dari Tebing Tinggi Kabupaten Empatlawang, Sumatera Selatan (Sumsel), sempat merasakan bencana tersebut.
Mereka hampir terkena terjangan tsunami ketika sedang berkunjung ke rumah keluarga mereka di Lampung Selatan, untuk menghadiri proses pernikahan.
Dikatakan Levi, kejadian itu berlangsung sekitar pukul 21.20 WIB pada Sabtu (22/12/2018) kemarin.
Sebelum kejadian, ia sedang membuat kopi di rumah kerabatnya tersebut.
Baca: Liburan ke Swiss Nia Ramadhani Pergoki Keluarga Ardi Bakrie Menyusui di Tengah Salju: Aduh Ancur
Namun tak lama kemudian, warga sekitar mendadak keluar dan berlari menuju ke atas bukit Rajabasa sembari memperingatkan ada tsunami.
"Suara gemuruh sangat terdengar, saya langsung keluar, lihat warga sudah lari teriak-teriak tsunami," kata Levi, Senin (23/12/2018).
Melihat warga mulai menyelamatkan diri, Levi dan Sumantri langsung menyelamatkan keluarga mereka naik ke atas bukit.
Kejadian yang hanya beberapa menit itu meratakan kediaman rumah kerabat mereka yang berada di pesisir pantai.
"Sempat saya menelepon keluarga yang sedang jalan di luar, mendadak listrik mati, sinyal langsung putus. Rumah sudah hancur akibat tsunami," ujarnya.
Keluarga Levi berhasil selamat dari kejadian tersebut, saat ini mereka sedang berada di daerah Penengahan salah satu kediaman kerabatnya untuk mengungsi.
"Hari ini langsung pulang ke Empatlawang bersama keluarga, kami semua selamat," kata dia.
Penyebab Tsunami
Volkanolog ITB Dr Mirzam Abdurachman mengungkap 4 kemungkinan terjadinya tsunami di di pesisir Selat Sunda telah menelan ratusan korban jiwa.