TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN- Piduduk sudah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Banjar.
Piduduk biasanya selalu ada di tiap upacara tradisional suku Banjar, misalnya penampilan kesenian tradisional, perkawinan adat, dan sebagainya.
Piduduk berarti mahar atau alat pembayaran.
Piduduk biasanya terdiri beberapa benda seperti kelapa tua, beras, benang, jarum, gula merah dan telur.
Ada juga yang ditambahi benda-benda lainnya untuk memperlengkap syaratnya seperti pisau, uang dan rempah-rempah seperti serai, daun jeruk, dan sebagainya.
Piduduk biasanya dibuat sebelum acara dimulai dan diletakkan di sekitar panggung atau tempat acara berlangsung.
Diyakini, dengan dibuatkannya piduduk, acara yang sedang digelar bakal berjalan lancar.
Begitulah yang dituturkan oleh para pelaku seni tradisional Banjar yang kerap membuat piduduk.
Di antaranya adalah Harliansyah dari grup Damarulan Badawa, Banjarmasin.
“Biasanya, sebelum kami tampil baik bermusik panting atau damarulan, kami selalu membuat piduduk. Yang membuatkan ibu saya,” tuturnya.