TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Berada diketinggian 77 meter di atas permukaan laut, tebing Pura Luhur Uluwatu santer dikabarkan mengalami keretakan.
Namun, keretakan tersebut sudah terjadi sejak zaman dahulu dan tidak mengalami perubahan sama sekali terkait panjang dan lebar.
Kendati demikian, pihak Pemkab Badung dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali serta stakeholder terkait tetap melakukan imbauan agar tetap waspada
"Jadi menurut keterangan yang diperoleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali melalui Sekretaris PUPR Bali, Dewa Ayu Puspa sudah berkoordinasi dan berbincang dengan Jero Mangku Pura Luhur Gede Wayan Santana bahwa membenarkan retakan tersebut sudah sejak jaman nenek moyang dulu"
"Memang umat Hindu mempercayai hal tersebut tidak membahayakan dan tetap kokoh. Itu keterangan Jero Mangkunya," ujar Made Rentin selaku Sekretaris BPBD Bali saat dikonfirmasi, Selasa (8/1/2019).
"Pada masa kepemimpinan I Ketut Sudikerta sebagai Wakil Bupati Badung tahun 2013, pernah dilakukan penanganan dengan cara menambal. Namun, rupanya ada bagian yang tidak tertambal, sehingga saat dibongkar untuk renovasi kondisi retak terlihat lagi dan viral di media sosial," ungkapnya.
Ia mengatakan, nantinya akan dilakukan pertemuan untuk mengkaji lebih dalam, sejauh mana keretakan tersebut berbahaya atau tetap kokoh.