Laporan Reporter Tribun Lampung, Dedi Sutomo
TRIBUNNEWS.COM, RAJABASA - Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) terpantau tenang pada Kamis (10/1/2019) pagi ini.
Dari data Magma VAR Badan Geologi, PVMBG Kementerian ESDM, sejak pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, tidak terpantau adanya gempa.
"Gunung tertutup kabut. Asap dari kawah gunung tidak teramati. Sudah tidak terdengar suara dentuman," kata Suwarno, petugas Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa.
Meski saat ini aktivitas terus menurun, status gunung api yang ada di Selat Sunda itu masih di level III (Siaga).
Pengunjung dan nelayan dilarang mendekat dalam jarak radius 5 kilometer.
Gunung Anak Krakatau merupakan gunung api yang tumbuh di lokasi bekas letusan dahsyat Krakatau pada 1883 silam.
Baca: Polisi Sudah Periksa 5 Saksi terkait Kasus Dugaan Pencabulan Mahasiswi UIN Raden Intan Lampung
Gunung api ini mulai muncul ke permukaan laut pada 1930 silam.
Sejak saat itu, Gunung Anak Krakatau terus tumbuh.
Dalam kurun 88 tahun, Gunung Anak Krakatau terus menunjukkan fluktuasi aktivitas vulkanik.
Sebelum mengalami erupsi hebat pada Sabtu, 22 Desember 2018 yang memicu tsunami di Selat Sunda, Gunung Anak Krakatau sudah beberapa kali mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.
Tercatat, terakhir Gunung Anak Krakatau sempat mengalami erupsi cukup hebat pada September 2012.
Semburan debu vulkanik Gunung Anak Krakatau sempat membuat heboh warga Bandar Lampung dan Pesawaran.
Pada 2018, Gunung Anak Krakatau mulai menunjukan peningkatan aktivitasnya sejak Juni.
Pasca erupsi pada pekan lalu, GAK yang semula memiliki ketinggian 338 mdpl (meter dari permukaan laut), kini mengalami pengurangan ketinggian 2/3 badannya.
Saat ini tinggi Gunung Anak Krakatau tinggal 110 mdpl.
Artikel ini telah tayang di Tribunlampung.co.id dengan judul Kondisi Gunung Anak Krakatau Pagi Ini