Produk-produk tersebut dibawa oleh bosnya.
Sehari-sehari, mereka membeli lauk dan memasak nasi.
"Ada dua magicom di rumah tersebut," ujar Nyampenowati menunjuk kontrakan yang berada persis di sebelah rumahnya.
"Mereka seperti orang kelaparan. Singkong di belakang rumah saya saja dicabuti," tambahnya.
Setiap hari para remaja itu beraktivitas di kontrakan tersebut.
Nyampenowati menjelaskan, seorang perempuan penghuni kontrakan berinisial Y yang berusia 16 tahun beberapa kali kesurupan.
Begitu juga seorang teman Y.
Para tetangga Nyampenowati pun datang membantu menyembuhkan.
Di rumah kontrakan tersebut masih terdapat sejumlah pakaian yang belum dibawa pulang oleh korban.
"Polisi bilang nanti kalau mau ambil barang-barang harus lapor dulu ke kepala desa atau Pak RT," terangnya.
Setelah polisi datang, barulah warga sekitar termasuk Bu Sartono tahu kalau para remaja itu pengikut dari sebuah MLM.
Mereka datang dengan iming-iming bekerja mencari nasabah.
Menurut Nyampenowati, rumah kontrakan miliknya sudah dua kali berkejadian yang serupa.
"Dulu yang pertama penipu yang mengaku menjual furniture," papar dia.