TRIBUNNEWS.COM, NEGARA - Dinas Kesehatan Jembrana mencatat selama tahun 2018 lalu, 104 warganya terjangkit HIV.
Penderita HIV ini kian meningkat sejak 13 tahun lalu.
Dinas Kesehatan mewanti-wanti warga Jembrana untuk menghindari seks berisiko dan penggunaan obat-obatan terlarang.
Tercatat, dalam kurun 13 tahun atau sejak 2005 hingga tahun lalu, jumlah penderita HIV/AIDS di Jembrana sudah mencapai 972 orang.
Ini adalah penderita yang terpantau.
Sedangkan, pada tren tiga tahun terakhir terus meningkat.
Misalnya saja, sejak 2016 tercatat penambahan temuan positif baru sebanyak 106 orang, kemudian tahun 2017, 107 orang dan tahun 2018 jumlah itu bertambah lagi sebanyak 104 orang.
Baca: Prasetio Edi Sebut Ahok akan Menikah 15 Februari 2019
"HIV/AIDS tidak memandang orientasi seksual, apakah heteroseks, transgender atau homoseksual. Juga tidak memandang profesi atau pekerjaan seseorang, jabatan, kedudukan sosial, dan lain sebagainya. Ini soal perilaku seks, sehat atau tidak," ujar Kadiskes Jembrana dr Putu Suasta, menyatakan, Dinas Kesehatan Pemkab Jembrana, Kamis (17/1/2019).
Suasta menuturkan, bahaya HIV atau AIDS itu tidak akan menimpa seseorang ketika tidak bergonta ganti pasangan, tanpa penggunaan alat kontrasepsi, narkotika atau obat-obatan terlarang.
Dampak dari HIV/AIDS itu juga bisa menular melalui transfusi darah, air susu ibu dan bayi yang tertular saat melahirkan.
"Oleh karena itu walaupun orang itu cacat, miskin, hidup dalam kesusahan, yang menurut kita mustahil kena HIV, tapi faktanya perilaku seksnya tidak sehat, tetap bisa kena," jelasnya.
Suasata mengungkapkan, langkah-langkah preventif telah dilakukan, seperti halnya menggencarkan komunikasi informasi dan edukasi, memperkuat kader desa peduli AIDS serta memperluas jejaring klinik di semua puskesmas dan rumah sakit termasuk Rutan Negara.
Kemudian, adanya dukungan pengobatan, serta sarana prasarana melalui kebijakan test screening pada ibu hamil untuk mencegah penularan ke bayi dan deteksi lebih awal.
"Hasilnya cukup terasa disertai meningkatnya kesadaran warga untuk memeriksakan diri. Selain itu Pemkab juga menginisiasi kelompok-kelompok berisiko untuk aktif memeriksakan diri. Seperti waria, pekerja lokalisasi," paparnya.
Suasta mengatakan, tahun 2018 jumlah warga yang memeriksakan diri sebanyak 4.838.
Sedangkan hingga Januari 2019 kesadaran itu meningkat menjadi 5.551 orang.
Walaupun upaya pihaknya sudah maksimal memberi penyuluhan dan pelayanan terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), tapi karena menyangkut kebutuhan dasar (biologis) hal itu menjadi kendala.
Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul 104 Warga Jembrana Terjangkit HIV Sepanjang 2018, Dinkes Sebut Ada Tren Peningkatan Penderita