Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin
TRIBUNNEWS.COM, SOREANG - Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung mengimbau masyarakat untuk tidak membeli obat pembasmi jentik nyamuk abate larvasida kepada oknum yang memperjual belikan obat tersebut.
Abate larvasida dapat diperoleh secara gratis di setiap puskesmas.
"Abate (larvasida) tidak diperjualbelikan, obat itu gratis. Minta saja ke setiap puskesmas pasti ada. Di sini (Dinkes) juga banyak stoknya," tutur Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Deni Jaeni di ruangannya di Soreang, Selasa (22/1/2019).
Kisah KSAD Bambang Soegeng Ditilang di Jogja, Polisi Kaget saat Lihat SIM-nya >> https://t.co/TCsAV5SHG5https://t.co/AKqu9WVn2Q via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 22, 2019
Deni menuturkan, salah satu pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) memang bisa dilakukan dengan membasmi jentik nyamuk Aedes Aegypti menggunakan abate larvasida pada penampungan air.
Diakui Deni memang kerap ada oknum yang mengaku-ngaku sebagai orang dari Dinas Kesehatan, atau dari Puskesmas yang memperjualbelikan abate tersebut kepada masyarakat.
Padahal Dinkes tidak pernah memperjualbelikan obat tersebut.
"Sekali lagi kami tidak memperjualbelikan (larvasida). Jika ada oknum tanya saja dari mana," katanya.
Dikatakan Deni masyarakat dapat memperoleh obat tersebut secara langsung dari puskesmas.
Jika membutuhkan dalam jumlah banyak, masyarakat bisa mengajukannya lewat RT dan RW ke setiap puskesmas terdekat.
"Satu gram abate ini dapat digunakan untuk 20 liter air. Jadi setiap mengisi bak mandi bisa menggunakan kembali abate," ujarnya.
• Fadli Zon: Orang Tahu Pembebasan Abu Bakar Baasyir Permainan Politik Pemerintahan Jokowi
Deni menegaskan jika abate larvasida ini hanya untuk membasmi jentik-jentik nyamuk saja. Jentik-jentik nyamuk ini biasa hidup pada genangan air yang bening, dan tidak pernah bersarang pada air kotor.
"Fogging sendiri hanya untuk memberantas nyamuk dewasa, itupun harus ada KDRS (Kewaspadaan Dini Rumah Sakit). Setelah ada KDRS baru kita melaksanakan PE (Penyelidikan Epidemiologi), untuk memastikan apakah benar di daerah tersebut endemis DBD atau tidak," katanya.
• Siswa dan Guru di SD Ini Tak Bisa Belajar Seperti Biasa, Gerbang Sekolah Dipalang Papan Kayu