Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo akan meninjau penanganan banjir dan longsor yang terjadi di 10 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan.
"Saya tadi lapor ke Presiden, siang ini saya berangkat ke sana untuk melihat perkembangan dan jaga untuk koordinasi dengan Pemda, apa-apa saja yang perlu diberikan bantuan," ujar Letjen TNI Doni Monardo di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (24/2/2019).
Baca: Sulsel Tersapu Banjir, Pertamina Amankan Pasokan dan Bantu Pengungsi
Menurut Letjen TNI Doni Monardo, BNPB sudah mengirimkan bantuan, di mana dana untuk bantuan operasional pada pagi ini telah tersalurkan ke empat kabupaten/kota terlebih dahulu, yaitu Maros, Makassar, Goa, dan Jeniponto dengan nilai masing-masing Rp 250 juta.
"Sudah kirim bantuan, saya belum tahu persis, tapi kelengkapan tim BNPB dari tadi malam sudah tiba di Makasar, hari ini berangkat lagi empat orang," papar Letjen TNI Doni Monardo.
Baca: Terkuak Ada Seribu Video Porno Artis di Ponsel Mucikari, Diduga Terkait Prostitusi Online
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan Syamsibar mengatakan dampak bencana banjir dan tanah longsor di 10 kabupaten/kota di Sulsel telah memakan korban sebanyak 26 orang meninggal dunia.
Sebanyak 26 korban meninggal itu berasal dari tiga kabupaten, yaitu 12 orang Kabupaten Gowa, 10 orang Kabupaten Jeneponto dan 4 orang Kabupaten Maros
Baca: Surat Pengantar Nikah Ahok dan Bripda Puput Rampung, Diurus Seminggu Sebelum Bebas
Sementara itu, data yang dirilis BPBD Sulsel melalui Crisis Media Center Pemprov hingga 23 Januari 2019, pukul 23.10 Wita, total korban terdampak bencana banjir sebanyak 3.914 kepala keluarga (KK) atau 5.825 jiwa, 26 orang meninggal dunia, 24 orang hilang, sakit 46 orang dan korban yang mengungsi 3.321 jiwa.
Tinggi muka air Bendungan Bili-bili sampai hari ini pukul 04.50 Wita mencapai +99.45 (normalnya 99,50), volume air waduk sekitar 248.59 meter kubik, inflow sekitar 246.66 meter kubik/detik serta outflow sekitar 246.70/detik.
Status bendungan pun telah diturunkan menjadi di bawah normal dan tinggi bukaan pintu dikurangi menjadi 2.0 m.
Baca: Korban Banjir di Sulsel Meninggal di Pengungsian
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya memang sudah menetapkan Sulawesi Selatan sebagai salah satu wilayah yang akan diterjang cuaca ekstrem.
Selain hujan lebat, angin kencang juga bisa mencapai 25 knot. Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga akhir Januari 2019.