Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Relawan Jokowi Sebelas Maret (JoSmart) akan melakukan pendeklarasian Pemantapan Dukungan pasangan presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin di gedung Graha Wisata Niaga, Sriwedari, Kota Surakarta, Sabtu (26/1/2019).
Ketua Umum Josmart, Heri Sosiawan berujar deklarasi dukungan untuk pasangan presiden nomor urut 01 itu digalakkan alumni Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo.
"Tidak hanya alumni UNS, alumni-alumni perguruan tinggi dari jawa dan luar negeri juga ikut meramaikan," kata Heri di gedung Sekretariat Josmart Solo, Grya Segaran, Jalan KS Tubun 31, Manahan, Kota Surakarta, Jumat (25/1/2019) sore.
Lebih rinci, Heri menyebut ada sekitar 600 alumnus dari 17 perguruan tinggi, yang akan hadir. Ada UGM, UI, Undip, Unair, UKSW, Usakti, ITS, IPB, UTP, UMS, ITB, Universitas asal Jerman dan Australia.
Alumni Fakultas Teknik Sipil UNS angkatan 1982 itu menambahkan pendeklarasian JoSmart untuk Jokowi, merupakan sambungan dari deklarasi UI tanggal 12 Januar 2019 lalu.
"Seluruh alumni yang satu misi mendukung Jokowi, akan bersatu. Nanti disambung lagi deklarasi alumni di kota lain. Tagline kami alumni dukung 01," kata Heri.
Sebagai informasi, Heri berujar ada tiga pembicara yang akan dihadirkan dalam acara Dekalrasi Alumni UNS untuk Jokowi.
Nama-nama pembicara adalah Purnawirawan Jenderal Moeldoko, Akbar Tanjung, dan Ustaz Yusuf Mansyur.
"Pak Moeldoko akan berbincang mengenai kinerja pemerintahan era pak Jokowi. Pak Akbar akan matur tentang pembekalan dan strategi memenangi Pilpres, kalau Ustaz Yusuf terkait sisi rohani, intinya, orang baik harus menentukan sikap," bebernya.
Heri Sosiawan mengimbuhkan, gerakan relawan tersebut tidak ada hubungannya dengan Universitas Sebelas Maret, murni alumni.
"Ini adalah hak demokrasi alumnus. Yang pasti, kami bergerak tidak menggunakan simbol, jaket, lambang yang ada unsur dengan UNS. Smart Padi juga alumni yang mendukung 02, mereka saudara kami. Hanya beda pilihan tak masalah," jelasnya.
Heri membeberkan, pihaknya sudah memetakan wilayah untuk menyusun strategi kemenangan. Ada 16 korwil, 70 persennya berada di zona mayoritas pendukung sang kompetitor.
"Untuk wilayah hijau, kami menggaungkan keberhasilan Pak Jokowi, agar tidak didegradasi. Sedangkan zona merah, kami upayakan door to door dan mendekati komunitas warga. Misalnya Karang Taruna, PKK," tutur Heri.(*)