News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Singa Jantan di Taman Rimba Jambi Mati Setelah Saling Cakar 'Memperebutkan' Cinta

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Singa Kebun Binatang Taman Rimba Jambi atau Taman Rimba Zoo.

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Secara berturut-turut dalam sepekan, singa dan harimau di Kebun Binatang Taman Rimba Jambi, mati.

Hori, singa jantan dewasa di Kebun Binatang Taman Rimba Jambi mati.

Seminggu kemudian, Ayu seekor harimau betina berusia delapan tahun juga mati.

Diduga, kematian dua ekor satwa andalan Kebun Binatang Taman Rimba ini diperkirakan karena sakit.

"Ya, ada dua ekor satwa di kebun binatang mati," kata Taufik Bakhori, Kepala UPTD Taman Rimba Jambi.

Dari hasil pemeriksaan, dua satwa tersebut mati karena menderita paru-paru basah atau pneumonia.

Singa bernama Hori mati pada 19 Januari 2019.

Seminggu kemudian, pada 26 Januari 2019, harimau Sumatera bernama Ayu mati.

Ayu, harimau Sumatera itu diketahui sering tidur di lantai semen.

Dugaan sementara, kebiasaan itu menyebabkan paru-paru basah, hingga mati.

Sementara itu, Hori sang singa jantan diperkirakan mati karena ada pembengkakan di jantung.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Rahmat Simbolon, mengungkapkan penyebab kematian dua satwa itu karena sakit.

Hori merupakan singa jantan umur 11 tahun dengan berat 150 Kg, berasal dari Taman Safari Bogor. Dia didiagnosa mati karena gagal jantung.

Dua Singa Saling Cakar
Sebelumnya, Kebun Binatang Taman Rimba Jambi memiliki dua ekor singa.

Singa jantan bernama Hori dari Bogor dan singa betina bernama Cinta dari Kebun Binatang Pematang Siantar.

Singa Kebun Binatang Taman Rimba Jambi atau Taman Rimba Zoo. (Tribun Jambi)

Rahmat mengatakan sejak kedatangan Cinta dari Pematang Siantar, kedua singa koleksi Taman Rimba ini sering mengalami luka-luka.

Itu merupakan proses alamiah antara singa jantan dan singa betina.

"Sejak kedatangan Cinta singa betina dari Pematang Siantar terjadi luka parah pada singa akibat terjadinya proses alamiah saling mengalahkan pada proses perkawinan," kata Rahmat.

Menurut Rahmat, pada 18 Desember 2018 Hori mengalami luka di pelipis mata karena perkelahian dengan Cinta.

Hori kemudian mendapat perawatan dengan cara dioperasi.

Hanya saja setelah dioperasi, nafsu makan Hori berkurang dan tidak stabil.

Pengelola Kebun Binatang Taman Rimba juga telah melakukan operasi dan memberi singa tersebut anti biotik serta vitamin.

Namun upaya tersebut tak membuahkan hasil.

Akhirnya, pada 19 Januari 2019 sekira pukul 19.30, Hori sang singa jantan mati.

Kemudian pada 20 Januari, singa tersebut dikuburkan di Kebun Binatang Taman Rimba Jambi.

Baca: Panasonic dan Mitsubishi Jepang Diminta Hentikan Program Pemagangan TKA Selama 5 Tahun

"Sudah dioperasi mata dan obat anti biotik, vitamin. Muntah-muntah sebelum mati," ujarnya.

Sepekan kemudian, Ayu Harimau Sumatera koleksi Taman Rimba Jambi sakit kemudian mati.

Penyebab Harimau Sumatera berusia delapan tahun ini mati karena pneumonia atau paru-paru basah.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi Rahmat Simbolon mengatakan Ayu mati pada 26 Januari 2019.

Ayu, harimau betina anakan dari induk dari Kebun Binatang Ragunan, ditemukan mati pada pada 26 Januari 2019 sekira pukul 00.53 WIB.

Diagnosa penyebab kematian harimau betina 80 Kg itu, menurut Rahmat karena pneumonia atau paru-paru basah.

Harimau di Kebun Binatang Taman Rimba Jambi.

Rahmat menuturkan pada 16 Januari, harimau tersebut muntah-muntah.

"Tanggal 16 Januari 2019 pagi hari Ayu muntah tapi masih cukup aktif bergerak, tapi pada tanggal 17 Januari 2019 Ayu tidak mau makan dan kondisinya melemah," kata Rahmat.

Pada 18 Januari 2019, pengelola Kebun Binatang Taman Rimba melakukan penanganan medis dan pengambilan sampel darah untuk uji laboratorium.

Hingga 21 Januari 2019 dilakukan penanganan, harimau sumatera ini kondisinya sempat membaik.

Ayu mulai bergerak tapi kemudian lemas lagi.

"Tindakan yang sudah dilakukan uji lab sampel darah di laboratorium Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jambi dan telah dilakukan tindakan infus," kata Rahmat.

Hasil pemeriksaan sampel darah, menurut Kepala BKSDA, dinyatakan normal.

Pada 26 Januari pukul 00.53 Harimau Ayu dinyatakan mati didiagnosis karena pneumonia.

Bangkai Ayu kini telah dimusnahkan dengan cara dibakar.

Sisa-sisanya dikuburkan berdampingan dengan Hori singa jantan Kebun Binatang Taman Rimba yang sebelumnya juga mati.

Kebiasaan Tidur di Lantai Semen
Taufik Bakhori mengatakan kebiasaan tidur di lantai semen satu di antara penyebab sakit yang diderita Ayu.

Meski begitu, kondisi kandang Ayu telah memenuhi standar.

"Kandang sudah memenuhi standar, selain menyiapkan tempat bersemen, pihak bunbin juga ada tempat dari papan," katanya.

Lantai semen, kata dia untuk kebersihan dan sanitasi dari satwa.

Terkait dugaan penyebab kematian Ayu karena faktor makanan, Taufik mengatakan pihak kebun binatang sangat memperhatikan makanan satwa peliharaan.

Dalam sehari, satu ekor harimau di Kebun Binatang Taman Rimba Jambi mengonsumsi 5 kg daging.

Pengelola kebun binatang menyiapkan daging babi yang diselingi dengan daging sapi.

Secara keseluruhan, Taman Rimba Jambi kehilangan dua satwa andalan, harimau dan singa.

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Dua Singa Taman Rimba Jambi Saling Cakar untuk Kawin, yang Jantan Kena Wajah, Sekarang Mati

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini