TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Hartoyo (55), berdiri di dermaga penyeberangan Pema di Desa/Kecamatan Ngunut, saat proses evakuasi jenazah tiga korban jatuhnya Toyota Avanza ke Sungai Brantas, Selasa (29/1/2019) dini hari.
Matanya kosong melihat setiap jenazah yang merapat ke dermaga, kemudian lekas dimasukkan ke dalam ambulans yang sudah disiapkan.
Hartoyo adalah pemilik warung di sisi selatan dermaga penyeberangan Sungai Brantas, yang menghubungkan wilayah Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Blitar ini.
Ia menyaksikan, bagaimana mobil Toyota Avanza L 1147 BF yang dikemudikan Waridi (56), warga Rungkut Lor Gang 9 nomor 5 Surabaya, tercebur ke Sungai Brantas, Sabtu (26/1/2019) malam.
Dengan pelampung ban, ayah tiga anak ini segera berenang mengejar mobil berwarna silver itu.
"Waktu itu saya hanya berpikir, saya harus menyelamatkan mereka," ucap HartoYO dengan tatapan mata menyesal.
Saat mobil mulai tenggelam mengikuti arah arus ke barat, Hartoyo tepat di samping mobil.
Ia berusaha membuka pintu dari luar, namun gagal.
Baca: Mobil Tercebur ke Sungai Brantas Ditemukan di Kedalaman 15 Meter, 3 Korban Tewas Dievakuasi
Hartoyo juga berteriak-teriak kepada tiga perempuan di dalam mobil itu, agar lekas membuka pintu dan keluar.
"Mereka seperti bingung, hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, kemudian saling pandang," kenang Hartoyo.
Saat mobil itu benar-benar tenggelam, Hartoyo terpaku melihatnya.
"Saya hanya membayangkan, pasti mereka panik dan ketakutan," katanya.
Bersama seorang temnnya bernama Ruly (36) yang datang menyusul dengan baju pelampung, Hartoyo fokus mencari Waridi.
Waridi berhasil keluar dari kaca ruang kemudi yang terbuka, kemudian hanyut di Sungai Brantas.