Selain menerima pesanan produk, Ook mengaku sering mendapat kesempatan untuk unjuk gigi pada pameran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang diadakan Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan, dan Perindustrian, baik tingkat Kabupaten Semarang maupun Jawa Tengah.
Ook yang membuat gitar costum dari bahan kayu mahoni mengatakan pesanan yang paling banyak datang biasanya permintaan agar fisik gitar seperti yang dimiliki idola.
"Sempat ngetren fisik gitar milik gitaris Avenged Sevenfold dan orang-orang berdatangan untuk membuat gitar sejenis," tuturnya.
Meskipun mengerjakan gitar berdasarkan pesanan, Ook mengaku sering kewalahan atas permintaan gitar ready stock karena permintaan tersebut juga sama tingginya.
Ook mengaku belum memiliki cukup modal, terlebih kendala ruang untuk menyimpan gitar.
Hal tersebut memaksa konsumen yang ingin memiliki gitar buatan tangannya, harus tetap menunggu dua minggu-satu bulan lamanya.
Sayangnya, sudah dua tahun ini, izin merek yang diajukan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia belum turun.
Padahal ia sangat mengharapkan agar izin merek tersebut dapat segera diterbitkan agar konsumen yang membeli produknya yakin atas kualitas produknya.
"Untuk kendala yang saat ini ia hadapi ialah faktor cuaca, khususnya pada musim penghujan," ungkapnya saat hujan deras mengguyur Ambarawa dan ia akui hal semacam ini berlangsung setiap hari.
Meskipun ia sudah menyiapkan kayu bahan pembuat gitar sejak setahun sebelumnya, namun saat musim hujan, kayu akan sedikit menyerap air dari udara yang lembab.
Hal tersebut membutuhkan kejelian pada penyimpanan agar jangan sampai material memuai karena uap air maupun embun, namun pesanan tetap dapat dikerjakan.
"Kendala apapun tetap kami hadapi demi merampungkan pesanan gitar," kata Ook, optimis.
Ia berharap produk dan usahanya dapat lebih maju dan menjadi usaha kecil yang mengharumkan Ambarawa dan Kabupaten Semarang. (*)