Ayahnya, Nurdin Hamzah, dikenal sebagai saudagar dari Muara Sabak.
Buku “Di Bawah Dukungan Rakyat, Jejak Langkah Reformasi 5 Tahun Kepemimpinan Zulkifli Nurdin” yang ditulis A Shomad, mengisahkan masa kecil Zulkifli Nurdin.
Zulkifli Nurdin lahir di tengah situasi yang berkecamuk.
Bahkan, kediaman Nurdin Hamzah orang tua Zulkifli Nurdin letaknya hanya sekira 50 meter dari pos-pos milik Belanda.
A Shomad dalam bukunya menulis, “…di sebuah rumah panggung sederhana, dengan tiang batu berbentuk limas berdindingkan papan beratap seng, terletak persis di sebelah kiri rumah (aIm) Mat Amin dan sebelah kanan rumah (aIm) H. Mhd. Yassin, tepatnya di Jalan Datuk Sri Paduka Berhala. Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pasangan Nurdin Hamzah (meninggal dunia tahun l982), dan Nurhasanah menanti kelahiran anak pertamanya Zulkifli."
Zulkifli Nurdin dilahirkan pada 1 2 Juli 1948, tepatnya Minggu malam Senin, dengan seorang bidan kampung.
"Ketika itu, tangisan si jabang bayi yang dinanti-nantikan itu melengking keras. Hari itu, kegembiraan tak terkira memenuhi rumah keluarga Nurdin Hamzah, mengalahkan semua rasa kecemasan akibat situasi chaos yang melanda," tulis Shomad.
Shomad yang mencatat penuturan Kemas Arsyad Somad (mantan Rektor Unja, yang pernah menjadi Staf Ahli Zulkifli Nurdin), menulis semasa kecil, Zulkifli Nurdin ikut ambil bagian membantu orang tuanya berdagang menjual tepung terigu.
Zulkifli bersama pekerja-pekerja yang diupah ayahnya.
"Meskipun ia (Zulkifli Nurdin) dibesarkan di lingkungan keluarga yang secara sosial dan ekonomi di atas rata-rata, apalagi dengan fasilitas yang dimilikinya, namun tidak membuatnya sombong dan berbesar hati, tidak seperti anak orang kaya kebanyakan," tulisnya.
Untuk urusan sekolah misalnya, ia justru memilih lembaga pendidikan negeri milik pemerintah, ia ditempa di Sekolah Rakyat (SR), sekarang (berubah menjadi SDN 5) dengan kepala sekolahnya ketika itu Muhammad Noer.
Saat muda, bakat kepemimpinannya sudah mulai terkuak.
Itu dilihat dari kegiatannya sehari-hari dan keaktifannya berorganisasi.
Zulkifli Nurdin kecil mengkhatamkan Alquran pada usia 5 tahun.