Di atas panggung, di hadapan ribuan warga, Prabowo mengucapkan terima kasih terhadap sambutan masyarakat Pamekasan yang meriah dan luar biasa.
“Terima kasih semua kepada masyarakat Pamekasan, terima kasih sambutannya luar biasa,” kata Prabowo.
Dalam sambutannya yang berlangsung sekitar 15 menit itu, Prabowo datang ke ponpes untuk minta doa ulama, kiai, ustadz, ustadzah, santri dan santriwati, bukan untuk kampanye.
Ayah dari Didit Hediprasetyo ini mengatakan aturan Pemilu tidak membolehkan kampanye politik di lembaga pendidikan dan ia menaati aturan tersebut.
Kemudian dengan lantang, Prabowo meminta media dan intel agar merekam jika dirinya ke ponpes hanya minta doa, bukan minta dukungan, karena aturannya dilarang.
Namun kalau hanya berharap agar mendapat dukungan tidak apa-apa. Pernyataan Prabowo ini mendapat tepuk tangan dan teriakan histeris massa.
Menurut Prabowo, ke depan bangsa Indonesia harus berdiri di atas kaki sendiri dan tegak terhormat. Rakyat sejahtera, makmur, mendapatkan keadilan, gampang mendapatkan pekerjaan, tidak ada korupsi, sehingga bangsa ini bisa menjaga kekayaan sendiri dan tidak ingin melihat kekayaan bangsa Indonesia diambil luar negeri, tapi digunakan untuk rakyat Indonesia.
“Di sisa umur saya ini, saya hanya berdoa kepada Allah. Ya Allah, beri saya waktu. Beri saya kesempatan untuk berbakti kepada rakyat. Saya ingin rakyat tersenyum gembira. Masyarakat dapat pekerjaan dan pendapatan yang layak. Ibu-ibu tidak menangis lagi, karena tidak dapat membeli makan untuk anak-anaknya. Anak muda senang, karena memiliki masa depan yang baik. Hanya itu keinginan saya, sebelum saya dipanggil menghadap Allah,” kata Prabowo sambil mengucapkan kalimat takbir berulang-ulang.