News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Putri dan Cucu Mantan Presiden Soeharto Kunjungi Desa Samiran, Ada Apa?

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut saat

TRIBUNNEWS,COM, BOYOLALI - Putri dan cucu mantan Presiden Soeharto mengunjungi Desa Samiran di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.

Pak Harto dan Keluarga Cendana memiliki peranan besar di desa dengan ketinggian di atas 1.000 mdpl ini.

Hampir semua aspek sosial masyarakat tak luput dari perhatian bantuan yang disalurkan melalui Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri).

Tidak mengherankan, saat Putri Pak Harto, Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut), Siti Hutami Endang Adiningsih (Mbak Mamiek), cucu Presiden Soeharto, Eno Sigit dan Ketua Yayasan Damandiri Subiakto Tjakrawerdaya hadir, sambutan meriah ditunjukkan warga setempat.

Ketua Koperasi Damandiri Sejahtera Desa Samiran, Mawardi mengatakan mantan Presiden Soeharto.

"Bantuan yang diberikan bukan hanya uang cash, tapi program berkelanjutan yang memicu kemandirian desa," katanya dalam keterangan pers, Kamis.

Baca: Petani Brokoli di Boyolali Titip Harapan ke Gus Nabil Agar Mata Rantai Tengkulak Diperpendek

Memiliki pemandangan yang indah yang langsung menghadap Merapi, suhu yang sejuk, maka diubahlah Samiran menjadi desa wisata.

Jika masyarakat sebelumnya banyak yang berprofesi sebagai petani dan peternak, saat ini lebih sebagai pelaku wisata.

Sawah, tegalan dan ternak memang masih, tapi dikelola lebih profesional untuk desa wisata.

Kehadiran Mbak Tutut lagi-lagi membawa bantuan dan sejumlah program.

Bantuan bedah rumah menjadi homestay 23 unit, bibit pohon alpukat 2.500 buah, lantainisasi 35 rumah, pembangunan 35 jamban, beasiswa bagi 61 anak PAUD, dan tabungan kredit amal sejahtera yang sejauh ini sudah mencapai Rp 668 juta.

Namun, Mbak Tutut berharap desa Samiran tak hanya berhenti pada status desa mandiri.

Ia berharap Samiran menjadi desa mandiri energi pula, lantaran sudah memiliki ternak-ternak sapi sebagai sumbernya.

"Kotoran sapi bisa jadi biogas untuk Kompor dan listri, sisa kotoran bisa jadi pupuk. Kencing sapi bisa jadi pestisidanya. Maka bisa menjadi desa mandiri energi pula," kata Mbak Tutut saat berbincang dengan sejumlah warga setempat.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini