TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tangis Juminem (65) pecah saat petugas Polres Blitar Kota bersama petugas Basarnas mendatangi rumah orang tua Suryadi (8), Imam Mualip (50), di Dusun Mojo, Desa Plosoarang, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Selasa (12/3/2019).
Juminem merupakan nenek dari Suryadi, bocah kelas dua SD yang diduga hanyut di Sungai Brantas.
Tangis Juminem semakin menjadi-jadi saat polisi dan Basarnas menyalaminya.
"Oalah Suryadi, lekku ngopeni kawet cilik le le (Oalah Suryadi, aku rawat dari kecil)," kata Juminem sambil terus menangis.
Polisi dan petugas Basarnas mencoba menenangkan Juminem. Petugas meminta Juminem sabar dan ikhlas. Petugas juga meminta Juminem mendoakan agar proses pencarian Suryadi seger ketemu.
"Sabar dan ikhlas ya bu, kami akan memulai pencarian. Doakan cepat ketemu," ujar anggota Basarnas, Imam Nahrowi.
Sejumlah keluarga sedang berkumpul di rumah orang tua Suryadi. Orang tua Suryadi, Imam Mualip dan Damistri juga ada di rumah.
Saat petugas datang, mereka sedang duduk-duduk di teras rumah. Mata ibu Suryadi, Damistri juga terlihat sembab. Suryadi merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara.
Damistri bercerita, Suryadi sempat pamit kepadanya sebelum keluar rumah. Saat itu, Suryadi baru pulang sekolah. Suryadi pulang lebih awal karena sedang ujian tengah semester.
Sesampai di rumah, Suryadi langsung ganti baju. Lalu, Suryadi pamit pergi ke rumah temannya, Anjas.